Kitab tashrif - Segala puji bagi Allah yang Maha Sempurna dalam ciptaan-Nya, Maha Bijaksana dalam setiap ketetapan-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah ﷺ — suri teladan akhlak yang mulia, yang tidak pernah menghina, tidak pernah merendahkan, dan selalu memuliakan sesama manusia.
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Sungguh, salah satu penyakit hati yang halus namun berbahaya adalah menghina fisik atau rupa seseorang. Kadang ia muncul lewat candaan, sindiran, atau pandangan meremehkan. Padahal, di balik itu tersimpan dosa besar yang dapat menghapus keberkahan amal dan mencederai kehormatan seorang mukmin.
Allah ﷻ menegaskan dalam firman-Nya:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
(QS. At-Tīn: 4)
Ayat ini adalah pengingat bahwa setiap manusia tinggi atau pendek, berkulit cerah atau gelap, kuat atau lemah semuanya diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna menurut hikmah Allah. Tidak ada cela dalam ciptaan Allah; yang ada hanyalah pandangan sempit dari hati yang belum bersih.
Maka siapa pun yang menghina ciptaan Allah, sejatinya sedang mencela Sang Pencipta. Karena bentuk tubuh, warna kulit, bahkan suara seseorang adalah takdir yang ditetapkan Allah dengan kebijaksanaan-Nya.
Ibn ‘Uyaynah rahimahullāh berkata:
“Barang siapa yang menganggap dirinya lebih baik dari orang lain, maka dia telah berbuat kesombongan.”
Sombong bukan hanya muncul dalam pakaian mewah atau gelar tinggi, tetapi juga dalam hati yang memandang rendah orang lain. Padahal, kesombongan adalah dosa pertama yang membuat Iblis terkutuk selamanya — karena ia merasa lebih baik dari Adam ‘alaihis salām.
Allah ﷻ berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.”
(QS. Al-Ḥujurāt: 11)
Ibnu Katsīr rahimahullāh menafsirkan ayat ini dengan indah, beliau berkata:
“Ayat ini berisi larangan untuk melecehkan, merendahkan, dan meremehkan orang lain. Karena bisa jadi orang yang diremehkan itu di sisi Allah jauh lebih mulia daripada yang menghina.”
Betapa sering manusia tertipu oleh pandangan lahiriah yang tampak gagah belum tentu mulia, dan yang tampak hina belum tentu rendah di sisi Allah.
Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam menghormati sesama. Beliau tidak pernah menghina rupa seseorang, bahkan terhadap orang yang memiliki kekurangan fisik, beliau tetap memuliakannya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim no. 2564)
Wahai saudaraku, berhati-hatilah dari lisan yang mudah mencela dan pandangan yang suka merendahkan. Karena mungkin orang yang kita hina hari ini justru lebih tinggi derajatnya di sisi Allah.
Hargailah setiap ciptaan Allah, karena di balik setiap bentuk ada rahasia kebijaksanaan yang hanya diketahui oleh-Nya.
Bersyukurlah atas apa yang kita miliki tanpa merasa lebih dari orang lain, karena kesempurnaan bukan pada rupa, melainkan pada takwa.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
(QS. Al-Ḥujurāt: 13)
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store