My Blog

  • 28-10-2025

Bentuk-Bentuk Buruk Sangka kepada Allah

Kitab tashrif -  Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah yang menggenggam setiap hati yang gelisah, menenangkan setiap jiwa yang risau, dan memberi cahaya bagi siapa pun yang mau kembali bersangka baik kepada-Nya. 

Namun, betapa sering hati manusia terjebak dalam rasa waswas, khawatir, dan cemas terhadap masa depan  seolah-olah rahmat Allah begitu jauh, dan pertolongan-Nya takkan tiba. Padahal, perasaan semacam itu  jika dibiarkan bersemayam di dalam dada adalah bentuk buruk sangka kepada Allah Ta‘ala. 

Al-Imam Asy-Syafi‘i rahimahullah pernah ditanya tentang hakikat su’udzon (buruk sangka) kepada Allah. Maka beliau menjawab dengan kata-kata yang begitu lembut namun menembus hati: 

“Rasa waswas, selalu khawatir akan terjadi musibah, dan khawatir akan hilangnya nikmat darinya maka itu semua adalah bentuk buruk sangka kepada Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” 
(Hilyatul Auliya’, 9/123) 

Betapa sering seseorang tidak menyadari, bahwa rasa takut berlebih terhadap kehilangan rezeki, rasa khawatir tak berujung tentang masa depan, atau pesimisme terhadap jalan hidup yang Allah pilihkan semuanya adalah tanda bahwa keyakinan terhadap rahmat Allah sedang melemah. 

Padahal, siapa pun yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, tidak akan berburuk sangka kepada-Nya. Karena setiap takdir yang Allah tuliskan, pasti mengandung hikmah yang dalam dan kasih sayang yang besar. 

Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadis qudsi yang agung, 

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: 
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ 

“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik kepada-Ku, maka (kebaikan) itu untuknya. Namun jika ia berprasangka buruk, maka (keburukan) itu akan menimpa dirinya.” 
(HR. Ahmad no. 9076, Shahih al-Jaami’ no. 4315) 

Hadis ini menjadi penegas bahwa setiap prasangka yang bersemayam di hati akan berbuah sesuai isinya. Jika hati yakin bahwa Allah akan menolongnya, maka pertolongan itu akan datang. Namun jika ia curiga terhadap keadilan dan kasih sayang Allah, maka keburukan itu akan menghampirinya  karena ia sendirilah yang menutup pintu kebaikan dengan prasangka buruknya. 

Takut terhadap masa depan, merasa akan kehilangan nikmat, atau terus gelisah terhadap takdir — semua itu bukanlah sifat orang yang benar-benar bertawakal. 
Orang yang bertawakal meyakini bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba yang berserah diri kepada-Nya. 

Allah Ta‘ala berfirman: 

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ 

“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah (menjadi penolong) baginya.” 
(QS. Ath-Thalaq: 3) 

Ayat ini adalah obat bagi hati yang cemas. Sebab, cukup Allah sebagai penolong, pelindung, dan pemberi jalan keluar. 

Ketahuilah  berbaik sangka kepada Allah bukan berarti mengabaikan sebab atau usaha. Namun, ia adalah ketenangan hati setelah usaha dilakukan, disertai keyakinan bahwa apa pun hasilnya, pasti itulah yang terbaik menurut Allah. 

Rasulullah ﷺ bersabda, 

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَلَا تَعْجِزْ 

“Bersemangatlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.” 
(HR. Muslim no. 2664) 

Setiap usaha yang diiringi tawakal dan husnuzhon (prasangka baik) akan mengundang keberkahan dan ketenangan jiwa. Sebaliknya, rasa pesimis, khawatir berlebihan, dan cemas terhadap takdir akan menjerumuskan pada su’udzon penyakit hati yang merusak iman. 

Wahai jiwa yang sedang gelisah, percayalah… 
Allah tidak menciptakan satu pun takdir tanpa tujuan. 
Setiap kehilangan adalah jalan menuju ganti yang lebih indah. 
Setiap musibah adalah cara Allah memurnikan imanmu. 
Dan setiap air mata yang jatuh dalam doa adalah bukti bahwa Allah sedang dekat denganmu. 

Maka berhentilah berburuk sangka. Yakinlah, Allah lebih sayang kepadamu daripada dirimu sendiri. 
Dia tidak akan menelantarkanmu — selama engkau tetap menggantungkan harapanmu hanya kepada-Nya. 

Semoga Allah menanamkan dalam hati kita prasangka baik yang tak pernah padam, meneguhkan tawakal, dan menenangkan jiwa kita dengan keyakinan bahwa setiap ketentuan-Nya adalah rahmat yang terselubung. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store 

admin
Admin