My Blog

  • 24-07-2025

Sebuah Cermin Keikhlasan dan Tanda Rendah Hati

Kitab tashrif -   Ada yang jauh lebih mulia dari memiliki banyak teman, yaitu memiliki satu teman yang berani berkata jujur dan mengingatkan kita saat salah. Dan ada yang lebih berharga dari merasa benar, yaitu menerima kebenaran walaupun datang dari orang yang kita anggap rendah, bahkan dari orang yang pernah kita salahkan. 

Imam Ibnul Wazir rahimahullah menjelaskan bahwasanya keikhlasan yang sesungguhnya tercermin dari keberanian menerima kritik dan kebenaran, bahkan jika itu menyakitkan atau menunjukkan kesalahan diri. Seorang yang ikhlas akan mencintai kebenaran dari mana pun asalnya dan menerima nasihat meskipun disampaikan dengan tegas, karena ia memprioritaskan perbaikan diri di atas pujian atau basa-basi. Oleh karena itu, teman sejati adalah mereka yang berani meluruskan kesalahanmu dengan jujur, bukan yang selalu membenarkanmu tanpa peduli kebenaran. 
(Al-‘Awaashim wal Qawaashim fi Dzabbi ‘an Sunnati Abil Qasim, 1/244) 

Jiwa yang ikhlas itu tidak dibangun di atas pujian dan pembenaran manusia. Tapi ia tumbuh karena cinta kepada Allah dan kepada kebenaran. Maka ketika ada orang menunjukkan kesalahannya, ia tidak marah. Karena baginya, petunjuk adalah anugerah, dan yang menunjukkan jalan adalah saudara. 

Inilah warisan akhlak para salaf. Mereka mencintai al-haq lebih dari mencintai dirinya sendiri. Mereka tidak mempertahankan pendapatnya jika telah nyata kebenaran datang dari orang lain. Maka jika engkau berdiskusi maka berharaplah dan berdoalah agar Allah menampakkan kebenaran diantara kalian. 

Sebagaimana kita lihat. Jangan mencari kemenangan dalam debat, tapi mencari ridha Allah lewat kebenaran. 

Teman yang sejati adalah yang memperbaiki, bukan yang memanjakan kesalahan. Yang menasihati dengan tulus, bukan yang membungkus dusta dengan senyum basa-basi. 

Karena itu, jika suatu hari ada saudaramu datang menegurmu, jangan anggap dia musuh. Barangkali dialah wasilah yang Allah kirim agar kita kembali ke jalan-Nya. 

Bukankah Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an: 

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَىٰ 
"Maka berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat." 
(QS. Al-A'la: 9) 

Dan Rasulullah ﷺ bersabda: 

الدِّينُ النَّصِيحَةُ 
"Agama itu adalah nasihat." 
(HR. Muslim no. 55) 

Saat kesalahan kita diluruskan, itu tanda cinta Allah. Itu adalah peringatan agar kita tidak terus terjerumus. Maka janganlah marah, justru bersyukurlah. Karena tidak semua orang mendapat teguran. Banyak yang dibiarkan larut dalam kesalahan sampai ajal menjemputnya. Maka sangat berbahaya sekali ketika seseorang tidak mempunyai penasihat yang cerdas dan jujur. 

Maka jangan tolak kebenaran hanya karena datang dari orang yang tak kita sukai. Jangan abaikan nasihat hanya karena disampaikan dengan gaya yang tegas. Bukankah kebenaran tetaplah kebenaran, walau datang dari lisan seorang budak atau dari mulut seorang musuh? 

Mari kita pelihara hati yang lapang, yang mencintai al-haq, dan menerima nasihat dengan cinta. Karena nasihat itu cermin, dan hanya orang yang ingin memperbaiki diri yang mau bercermin. 

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas menerima kebenaran, serta dikelilingi teman-teman yang berani meluruskan kita demi cinta kepada Allah 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store 

admin
Admin