My Blog

  • 23-05-2024

Ukuran Kebenaran dan Petunjuk: Mengikuti Jalan yang Benar

Al-arabiyah linnasyiin -   Dalam perjalanan mencari kebenaran, seringkali kita dihadapkan pada pilihan antara mengikuti jalan yang benar atau mengikuti mayoritas. Al-Fudhail bin 'Iyadh, seorang ulama terkemuka, memberikan nasihat berharga, “Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang binasa.” 

Ingatlah sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman. 

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ 

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalanNya. (Al-An’am:116). 

Ketika kita berusaha memperbaiki diri dan mengikuti ajaran agama, kita harus sabar dan teguh. Kita tidak boleh terpengaruh oleh banyaknya orang yang mengikuti jalan yang salah. Kita harus memperbaiki diri sesuai dengan apa yang Allah azza wa jalla perintahkan, yang diajarkan oleh Nabi kita shalallahu alaihi wa sallam, dicontohkan oleh para sahabat, dan diikuti oleh ulama yang mengikuti sunnah. Kita tidak boleh terpedaya oleh retorika atau gelar akademis seseorang jika dia menyelisihi ajaran Allah dan Rasul-Nya. 

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran,  

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا 

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) bagi perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”(Al-Ahzab: 36) 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Al-Hujarat:1) 

ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ 

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti para pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)” (Al-A'raf: 3) 

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ 

Dia-lah yang mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (As-Shaf: 9) 

Bahkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam pun bersabda, 

لَوْ أَنَّ مُوْسَى حَيًّا لَمَا وَسِعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِيْ. 

"Seandainya Musa ('alahissalam) masih hidup wajib baginya untuk mengikutiku" (HR. Ahmad dihasankan Al-Bani) 

Jadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai tolok ukur kebenaran, bukan kata-kata manusia. Kita harus mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya, tanpa mengedepankan sudut pandang orang lain, terlepas dari gelar atau popularitas mereka. Kita harus memahami bahwa kebenaran bukan selalu populer, dan kadang-kadang kita harus berjalan sendiri untuk memperbaiki diri dan mengikuti jalan yang benar walaupun kebanyakan orang, menganggap kita sesat, mencela hingga memusuhi kita. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store    

admin
Admin