My Blog

  • 26-02-2025

Tuntunan Berpikir Positif

Nahwu Wadhih -  Hati merupakan pusat kontrol dalam tubuh manusia. Dari hatilah lahir perintah kepada mata, telinga, lisan, tangan, dan kaki. Jika hati dipenuhi kebaikan dan keimanan, maka segala perbuatannya pun akan mengarah kepada kebajikan. Namun, jika hati dikuasai oleh hawa nafsu dan kezaliman, maka segala tindakan yang diinstruksikannya pun akan penuh dengan kemaksiatan. 

Oleh karena itu, seorang mukmin wajib mengisi hatinya dengan segala hal yang baik dan positif, agar kehidupannya menjadi lebih berkah dan penuh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. 

Berdasarkan yang telah disebutkan dalam kitab Al-Wabil As-Shayyib yang ditulis oleh Ibnu Qayyim rahimahullah ada beberapa tuntunan agar dapat berpikir positif yang semoga dapat membawa seorang mukmin menuju kebahagiaan dan keselamatan. 

Seorang mukmin hendaknya selalu merenungi ayat-ayat Allah. Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi petunjuk hidup yang harus dipahami dan diamalkan. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ 

"Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." 
(QS. Shad: 29) 

Merenungkan makna Al-Qur’an akan membimbing seorang mukmin untuk menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta membenarkan berita-berita yang disampaikan dalam Kitabullah. 

Segala ciptaan Allah merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya. Memandang keindahan alam semesta dengan penuh kesadaran akan memperkuat keimanan seorang hamba. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ 

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." 
(QS. Ali ‘Imran: 190) 

Seorang mukmin yang berpikir akan keindahan dan keseimbangan ciptaan Allah akan semakin mengenal-Nya, semakin takut kepada-Nya, serta semakin bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. 

Sungguh tak terhitung nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Jika seseorang berusaha menghitungnya, niscaya ia tidak akan mampu. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ 

"Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." 
(QS. An-Nahl: 18) 

Berpikir tentang nikmat yang telah Allah anugerahkan akan menjadikan seseorang lebih bersyukur dan menghindarkannya dari kekufuran. 

Rasulullah ﷺ bersabda: 

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا 

"Barang siapa di pagi hari merasa aman di tempat tinggalnya, sehat jasmaninya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan seluruh dunia telah dikumpulkan untuknya." 
(HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141, dishahihkan oleh Al-Albani) 

Seorang mukmin sejati tidak akan merasa dirinya bersih dari dosa. Sebaliknya, ia selalu merenungkan kesalahan-kesalahannya dan berusaha memperbaikinya dengan bertobat kepada Allah. 

Rasulullah ﷺ bersabda: 

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ 

"Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertobat." 
(HR. Tirmidzi no. 2499, Ibnu Majah no. 4251, dishahihkan oleh Al-Albani) 

Merenungi aib diri akan menjauhkan seorang mukmin dari kesombongan dan membuatnya lebih giat beribadah serta memperbaiki diri. 

Kemudian waktu, yang salah satu nikmat terbesar yang sering disia-siakan oleh manusia. Padahal, kehidupan ini hanyalah sementara, dan setiap detiknya akan dimintai pertanggungjawaban. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

وَالْعَصْرِ ۞ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۞ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran." 
(QS. Al-‘Ashr: 1-3) 

Rasulullah ﷺ juga bersabda: 

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ 

"Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengannya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." 
(HR. Al-Bukhari no. 6412) 

Seorang mukmin harus menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk beribadah dan beramal shalih, karena waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. 

Berpikir positif adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.  dengan cara selalu merenungi firman Allah agar hati lebih tenang dan istiqamah. Kemudian merenungi keajaiban ciptaan Allah akan memperkuat keimanan. Dan tidak lupa bersyukur atas nikmat Allah akan menjauhkan diri dari kekufuran. Menyadari dosa-dosa akan menjadikan kita lebih giat bertobat dan memperbaiki diri. Dan manfaatkanlah waktu dengan baik akan membawa keberuntungan di dunia dan akhirat. 

Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk selalu berpikir positif dan mengisi hati kita dengan hal-hal yang mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga bermanfaat 

Wallahu a’lam bish-shawab. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih  - Fikar Store 

admin
Admin