Nahwu Wadhih - Dalam Islam, kepemimpinan bukan hanya sebuah posisi, melainkan amanah yang besar dengan tanggung jawab yang berat yang Allah azza wa jalla berikan kepada seorang hamba. Seorang pemimpin dalam Islam harus memenuhi kriteria tertentu yang tidak hanya berfokus pada kemampuan (skill), tetapi juga keadilan, keamanahan, dan ketakwaan kepada Allah. Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah menyatakan bahwasanya pemimpin yang ideal memiliki dua sifat dasar yang penting untuk dimilikinya yang layak untuk dijadikannya seorang pemimpin, yaitu, kuat (punya skill) dan Amanah (dapat dipercaya dalam tindakan maupun ucapan). Pemimpin yang adil dan bertakwa akan mendapatkan tempat yang istimewa pada hari kiamat, yaitu naungan dari Allah Azza wa Jalla ketika tidak ada naungan lain selain naungan-Nya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Imam (pemimpin) yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, ( seorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam hadist diatas, tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan tersebut adalah:
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya niat dan tindakan yang dilandasi oleh ketakwaan dan keikhlasan. Bagi pemimpin, ini adalah pengingat bahwa keadilan dan amanah adalah kunci untuk mendapatkan perlindungan Allah di hari yang paling menentukan. Bagi setiap muslim, hadis ini adalah motivasi untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap peran yang diemban, baik sebagai pemimpin maupun sebagai individu yang beribadah kepada Allah.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari hadis ini dan berusaha untuk termasuk dalam salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari akhir. Amin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store