My Blog

  • 16-09-2024

Tolong Menolong Dalam Kebaikan Dan Ketaqwaan

Al-arabiyah linnasyiin - Setiap amal yang dilakukan dengan niat yang tulus dan didasarkan pada perintah Allah, memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Salah satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari Hadits yang di sampaikan dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu adalah pentingnya sikap tolong menolong dalam menjalankan kebaikan, sebagaimana dicontohkan dalam situasi jihad yang digambarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ، بَعَثَ بَعْثًا إِلَى بَنِيْ لِحْيَانَ مِنْ هُذَيْلٍ ، فَقالَ : ❲ لِيَنْبَعِثْ مِنْ كُلِّ رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا وَالْأَجْرُ بَيْنَهُمَا ❳ . ❊ 

رَوَاهُ مُسْلِمٌ . 

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan kepada Bani Lihyan dari suku Hudzail, lalu Beliau bersabda, "Hendaknya dari setiap dua orang, ada satu orang yang berangkat dan yang satu lagi menetap, dan pahalanya untuk mereka berdua." (HR. Muslim) 

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam situasi apapun, baik dalam urusan dunia maupun agama, tolong menolong merupakan prinsip yang sangat penting. Tidak semua orang harus berangkat ke medan perang; sebagian harus tetap di tempat untuk menjaga keamanan, menjalankan aktivitas ekonomi, atau mengurus urusan lain yang tetap mendukung keberlangsungan hidup di masyarakat. Bahkan, pahala bagi mereka yang tinggal pun tidak kalah besar dari mereka yang pergi berjihad. 

asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan bijak menjelaskan bahwasanya pahala dibagi di antara mereka. Orang yang tinggal di rumah untuk menjaga keamanan atau memenuhi kebutuhan masyarakat, akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berjihad di medan perang. 

Ini menunjukkan keindahan ajaran Islam, di mana setiap peran dalam masyarakat dihargai, selama dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syariat. Allah tidak hanya memberikan pahala bagi mereka yang tampak berjuang di garis depan, tetapi juga bagi mereka yang mendukung perjuangan tersebut dengan cara lain, seperti menjaga keluarga, menuntut ilmu, atau mempersiapkan kebutuhan logistik. 

Islam memandang jihad sebagai usaha menegakkan agama Allah yang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang berperang di medan jihad, ada yang berdagang untuk membiayai kebutuhan perjuangan, dan ada juga yang menuntut ilmu agar bisa memberikan bimbingan kepada umat. Sebagaimana firman Allah azza wa jalla dalam Al-Qur’an, 

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ 

Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya? (QS. At-Taubah: 122) 

Di saat sebagian orang berjuang dengan senjata, sebagian lainnya harus tetap menuntut ilmu agar bisa memberikan bimbingan dan peringatan kepada umat. Inilah bentuk keseimbangan dalam menjalankan amanah agama dan kehidupan. 

Dari sini kita dapat menarik beberapa hikmah penting: 

Kebijaksanaan dalam membagi tugas: Islam mengajarkan bahwa kehidupan harus tetap berjalan dengan normal, meskipun ada tantangan besar seperti perang. Setiap orang harus mengambil peran yang sesuai dengan kemampuannya, dan semuanya akan mendapatkan pahala yang adil di sisi Allah. 

Tolong-menolong dalam kebaikan: Seperti yang diajarkan dalam hadits di atas, setiap orang yang berperan dalam menjaga stabilitas dan kemaslahatan umat akan mendapatkan pahala, baik yang berjihad langsung di medan perang maupun yang tinggal menjaga keamanan. 

Peranan ilmu dalam jihad: Jihad tidak selalu dengan senjata, tetapi juga dengan ilmu, harta, dan lisan. Seorang ulama yang menyebarkan ilmu, seorang pedagang yang mendukung perjuangan dengan hartanya, serta mereka yang memperjuangkan kebenaran dengan kata-kata, semuanya termasuk dalam bentuk jihad yang dicintai oleh Allah 

Islam adalah agama yang menekankan pentingnya tolong menolong dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Setiap amal kebaikan, baik yang tampak besar maupun kecil, semuanya akan mendapatkan pahala selama dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan syariat. Sebagaimana dalam jihad, mereka yang tinggal di rumah untuk menjaga keamanan dan mendukung keluarga mendapatkan pahala yang sama dengan mereka yang berjuang di medan perang. 

Marilah kita selalu ingat bahwa setiap amal kebaikan memiliki pahalanya sendiri, dan kita semua memiliki peran masing-masing dalam menjaga stabilitas dan kebajikan umat. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Aamiin. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store   

admin
Admin