Arabiyah linnasyiin - Islam adalah agama yang datang untuk menyatukan umat manusia, mempersaudarakan mereka dalam iman, dan menghilangkan sekat-sekat yang membatasi persatuan. Fanatik terhadap suku, kelompok, atau partai adalah salah satu budaya jahiliyah yang berpotensi menghancurkan persaudaraan di antara kaum muslimin. Hal ini sangat dilarang dalam Islam karena bertentangan dengan nilai persatuan dan takwa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Islam mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh suku, ras, atau nasab, melainkan oleh takwa. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
(QS. Al-Hujurat: 13)
Begitu pula, Allah mengingatkan manusia bahwa mereka berasal dari asal yang sama, yaitu Nabi Adam:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa: 1).
Fanatik terhadap suku, ras, atau kelompok adalah sifat jahiliyah yang dilarang keras dalam Islam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ، وَلَا لِأَعْجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا لِأَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ، إِلَّا بِالتَّقْوَى
“Ketahuilah bahwa Rabb kalian satu, dan bapak kalian satu (Adam). Ketahuilah tidak ada keutamaan orang Arab atas orang ajam (non-Arab), tidak pula orang ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, tidak pula orang berkulit hitam atas orang berkulit merah, kecuali karena takwa.”
(HR. Ahmad, no. 22978)
Hadis ini menunjukkan bahwa tidak ada tempat bagi diskriminasi atau sikap fanatik dalam Islam. Takwa adalah standar tertinggi yang menjadi ukuran kemuliaan seseorang.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga memperingatkan bahaya menyerukan sesuatu yang berbau jahiliyah:
مَنْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ فِي جُثَاءِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang menyeru dengan seruan jahiliyah, maka ia termasuk penghuni neraka Jahannam.”
(HR. Ahmad, no. 17435)
Bahkan, jika seseorang melakukan salat, berpuasa, dan mengaku sebagai muslim, namun masih membawa sifat fanatik jahiliyah, ia tetap berada dalam ancaman tersebut.
Islam mengajarkan bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُخْذِلُهُ وَلَا يُحْقِرُهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya, tidak membiarkannya (dalam bahaya), dan tidak merendahkannya.”
(HR. Muslim, no. 2564)
Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah dan menghindari segala bentuk permusuhan yang dapat memecah belah umat.
Fanatik terhadap suku, ras, atau kelompok adalah warisan jahiliyah yang harus kita tinggalkan. Islam mengajarkan persatuan, persaudaraan, dan penghormatan terhadap sesama manusia berdasarkan takwa, bukan asal usul atau afiliasi kelompok.
Marilah kita menjadi muslim yang memuliakan persaudaraan, menjaga persatuan, dan menjadikan takwa sebagai landasan dalam kehidupan kita. Semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala menjauhkan kita dari sifat-sifat jahiliyah dan menghimpun kita dalam rahmat-Nya.
Wallahu a’lam bish-shawab
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store