My Blog

  • 08-05-2025

Tidak Menampakkan Amal Kebaikan

Arabiyah linnasyiin -  Di antara tanda keikhlasan seorang hamba kepada Allah adalah ketika ia berusaha tidak menampakkan amal-amal kebaikannya, sebagaimana ia menyembunyikan aib-aibnya. Ia tidak ingin amalnya diketahui dan dipuji manusia, karena yang ia cari hanyalah rida Allah, bukan sanjungan dan perhatian makhluk. 

mam Abdullah bin Al-Mubarak رحمه الله — seorang ulama besar dan ahli zuhud — pernah menyampaikan kesaksian yang mulia terhadap Imam Malik bin Anas رحمه الله. Beliau berkata: 

"Aku melihat Imam Malik, maka aku melihat beliau termasuk orang-orang yang khusyuk. 
Sungguh Allah telah mengangkat derajat beliau, dengan sebab rahasia antara dirinya dan Allah (yang benar-benar beliau jaga). 
Yang demikian itu karena aku sering mendengar beliau memberikan nasihat: 

‘Siapa yang suka dibukakan kelapangan pada hatinya, selamat dari kengerian sakratul maut dan dahsyatnya hari kiamat, hendaknya amalan yang disembunyikannya itu lebih banyak daripada amalan yang dia nampakkan.’" 

(Tartīb al-Madārik wa Taqrīb al-Masālik, 2/51) 

"إِن تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ" 

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu, dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 
(QS. Al-Baqarah: 271) 

Dalam ayat ini, Allah ﷻ menekankan bahwa menyembunyikan amal, khususnya sedekah, lebih baik dan lebih menjaga keikhlasan. 

Mengapa Harus Disembunyikan? 

Karena ketika amal ditampakkan: 

Hati mudah digoda oleh riya’ (ingin dipuji) 

Jiwa tergelincir dalam sum’ah (ingin terkenal karena amal) 

Amal bisa kosong dari keikhlasan, padahal ikhlas adalah syarat diterimanya amal 

Nabi ﷺ bersabda: 

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى... 

“Sesungguhnya semua amal tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan…” 
(HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907) 

Amal yang dipamerkan bukan hanya kehilangan pahala, tapi bisa berubah menjadi dosa jika diniatkan untuk manusia. 

Maka dari itu marilah kita untuk, 

Latih diri untuk menyembunyikan amal: 
Jangan semua kegiatan ibadah kita diumumkan. Biarkan hanya Allah yang tahu. 

Perbanyak amal di waktu sepi dan ketika sendiri: 
Seperti qiyamul lail, sedekah rahasia, dzikir dalam hati, doa di malam yang sunyi. 

Jangan haus pujian manusia: 
Karena pujian itu tak menambah derajat kita di sisi Allah jika tanpa ikhlas. 

Ingatlah ancaman bagi pelaku riya’: 
Mereka adalah orang pertama yang dibakar di neraka, meski amalnya besar! 
(Lihat HR. Muslim no. 1905) 

Amal yang tersembunyi jauh lebih berat dilakukan, namun lebih ringan ditimbang di akhirat. Keikhlasanlah yang menjadikan amal kecil menjadi besar di sisi Allah, dan riya’lah yang menjadikan amal besar menjadi sia-sia. 

Sembunyikan amalmu… seperti engkau menyembunyikan aibmu. 
Karena yang kita harapkan adalah wajah Allah, bukan sorotan kamera. Pujian Allah, bukan sanjungan manusia. 

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyuk, ikhlas, dan mencintai amal yang tersembunyi. 

Wallāhu waliyyut-tāwfiq. 
Nas-alullāh al-ikhlāsh, was-sidq, was-salāmah min ar-riyā’. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store    

 

 

admin
Admin