Kitab tashrif - Kehidupan di dunia ini penuh dengan misteri, salah satu misteri terbesar adalah kematian. Allah subhanahu wa ta’ala telah mengungkapkan dalam Al-Qur'an bahwa tak seorang pun yang tahu di mana dia akan mati. Firman Allah ta’ala,
وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٍ تَمُوتُۚ
"Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (QS. Luqman: 34)
Ayat ini menegaskan bahwa pengetahuan tentang tempat kematian sepenuhnya berada di tangan Allah. Sebagai manusia, kita tidak punya kuasa sedikit pun untuk mengetahui kapan dan di mana ruh kita akan dicabut. Tak peduli seberapa besar usaha manusia untuk melindungi diri, kematian akan tetap datang, sesuai dengan ketetapan Allah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللهُ قَبْضَ رُوْحِ عَبْدٍ جَعَلَ اللهُ لَهُ بِهَا حَاجَةً
"Jika Allah menghendaki untuk mencabut ruh seorang hamba di suatu negeri, Allah akan membuatnya memiliki hajat untuk mendatangi negeri tersebut." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Hadits ini menggambarkan betapa halusnya takdir Allah. Seseorang mungkin tak menyadari bahwa perjalanan hidupnya sedang diarahkan menuju tempat kematiannya. Allah subhanahu wa ta'ala akan membuat seseorang pergi ke suatu tempat, bahkan tanpa menyadari bahwa itulah tempat di mana ajalnya akan tiba. Ini semua adalah bentuk hikmah dan rahasia yang hanya diketahui oleh-Nya.
Imam Qatadah rahimahullah menjelaskan tentang ayat QS. Luqman: 34 dengan mengatakan bahwa manusia tak akan pernah tahu apakah ia akan mati di laut, darat, tanah yang datar, atau di gunung. Tak ada yang dapat memastikan di mana ajal akan menjemputnya. Kita bisa hidup lama di suatu tempat, tetapi tak ada jaminan kita akan meninggal di sana.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam penjelasannya tentang ‘lima kunci ilmu gaib’ yang hanya diketahui oleh Allah juga menegaskan hal ini. Salah satu dari kunci ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang tempat kematian. Beliau menambahkan bahwa tak seorang pun tahu apakah dia akan mati di negeri sendiri atau di negeri asing, di darat, laut, atau bahkan di udara. Ini adalah ketetapan yang pasti, tetapi misterinya hanya diketahui oleh Allah semata.
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
أَيۡنَمَا تَكُونُواْ يُدۡرِككُّمُ ٱلۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنتُمۡ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍۗ
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An-Nisa: 78)
Ayat ini kembali mengingatkan kita bahwa kematian adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Manusia bisa bersembunyi di tempat paling aman sekalipun, tetapi jika ajalnya tiba, tak ada benteng yang cukup kuat untuk menghalanginya. Ini adalah bagian dari kekuasaan Allah yang mutlak, dan kita sebagai hamba hanya bisa mempersiapkan diri dengan amal shalih dan ketakwaan kepada-Nya.
Dalam menghadapi kenyataan bahwasanya kita tidak akan pernah tahu kapan atau di mana kematian menjemput kita, yang bisa kita lakukan adalah senantiasa bersiap. Seorang mukmin harus selalu memohon keselamatan dan husnul khatimah kepada Allah. Kita berdoa agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan Islam dan termasuk dalam golongan orang-orang yang shalih.
“Nasalullah as-salamah wal afiyah”. Kita memohon keselamatan dan afiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
“Allahumma Rabbana tawaffana muslimin wa alhiqna bish-shalihin". Ya Allah, Rabb kami, wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang shalih. Aamiin.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store