My Blog

  • 10-07-2024

Tetap Konsisten (Istiqamah) Di Zaman Fitnah

Nahwu Wadhih Allah azza wa jalla berfirman, 

فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ..... (١٥) 

Maka karena itu, serulah (mereka kepada agama ini), dan istiqomah-lah sebagaimana diperintahkan kepadamu, dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka ...” (QS As-Syuro : 15) 

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (١١٢) 

Maka istiqomahlah (tetaplah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Huud : 112) 

Istiqomah adalah teguh tegak di atas ketaatan kepada Allah Ta'ala secara terus-menerus. Secara sederhana konsisten dalam ketaatan dan tetaqwaan. Al-Imam An-Nawawi menyatakan bahwa istiqomah berarti menetapi ketaatan kepada Allah. Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa istiqomah adalah tetap kokoh di atas syari’at Allah, tanpa condong ke kanan atau ke kiri . 

Istiqomah juga dapat diartikan sebagai menempuh jalan yang lurus, yaitu agama Islam, tanpa menyimpang. Ini meliputi melakukan amal ketaatan, baik yang lahir maupun batin, serta menjauhi perkara yang dilarang.  

Sebuah hadist shahih telah menyebutkan 

جاءه سفيان بن عبد الله الثقفي ـ رضي الله عنه ـ يقول له: قل لي في الإسلام قولاً لا أسأل عنه أحداً غيرك ، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم : ( قل آمنت بالله ، فاستقم ) 

Dari Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqofi rodhiyallohu anhu, dia berkata kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam : 

  

Wahai Rosulullah, katakanlah kepadaku sesuatu tentang Islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada orang selain Anda !” Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya : “Katakanlah : Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah !” (HR Muslim) 

Istiqomah seseorang tergantung pada hati. Jika hati istiqomah, maka seluruh anggota badan juga akan istiqomah. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda,  

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ 

Iman seorang hamba tidak akan istiqomah (lurus), sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, maka dia tidak akan masuk surga.” (HR Ahmad, no. 12636, dihasankan Syaikh Salim al-Hilali, Bahjatun-Nazhirin, 3/13). 

Kesimpulannya, istiqomah adalah menempuh jalan yang lurus sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah, melakukan amal ketaatan, dan menjauhi larangan. Istiqomah seseorang bergantung pada hati, lisan, dan seluruh anggota badan. Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang istiqomah hingga akhir hayat kita. Aamiin 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store 

admin
Admin