Kitab tashrif - Sejarah Islam mencatat banyak ulama besar yang meninggalkan warisan keilmuan yang luar biasa. Di antara mereka adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, seorang ulama yang dihormati dan diakui keilmuannya oleh generasi setelahnya. Sayangnya, sebagian orang yang kurang memahami ilmunya menuduhnya sebagai orang yang menyimpang atau bahkan bodoh. Padahal, jika kita melihat murid-muridnya, karya-karyanya, dan pengakuan dari para ulama, jelaslah bahwa tuduhan tersebut tidaklah berdasar.
Ibnu Taimiyyah, dengan nama lengkap Syaikhul Islam Al Imam Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Al Khodr bin Muhammad bin Al Khodr bin Ali bin Abdullah bin Taimiyyah Al Haroni Ad Dimasqi, dikenal juga dengan nama Kunyah Abul 'Abbas. Lahir pada tahun 661 H (1263 M) di Haran, sebuah wilayah di perbatasan antara Suriah dan Turki.
Ibnu Taimiyyah tumbuh di lingkungan yang penuh dengan ilmu, di mana ayah dan kakeknya adalah ulama besar. Sejak kecil, beliau telah menghafal Al-Qur'an, mempelajari hadits, tafsir, fiqh, serta berbagai disiplin ilmu lainnya.
Dalam hidupnya, beliau menghadapi berbagai ujian, termasuk fitnah dan tuduhan yang tidak benar. Meski demikian, beliau tetap teguh dalam menyampaikan kebenaran. Ibnu Taimiyyah wafat pada 728 H (1328 M) di penjara Damaskus, dalam keadaan istiqamah di atas ilmunya.
Kedudukan Ibnu Taimiyyah di Mata Para Ulama
Jika seseorang hendak menilai suatu pemikiran, maka seharusnya ia merujuk langsung kepada karya-karyanya. Kitab-kitab Ibnu Taimiyyah masih dapat dibaca hingga saat ini, dan para ulama yang datang setelahnya tetap menjadikannya sebagai referensi.
Murid-murid beliau adalah ulama besar, di antaranya:
Mereka semua adalah ulama yang diakui keilmuannya dan telah memberikan kontribusi besar dalam khazanah Islam.
Pujian Para Ulama terhadap Ibnu Taimiyyah
Banyak ulama memuji Ibnu Taimiyyah dengan gelar Syekh Al-Islam, di antaranya:
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata:
هو شيخنا ، وشيخ الإسلام ، وفريد العصر ، علماً ، ومعرفة ، وشجاعة ، وذكاء ، وتنويراً إلهيّاً ً، وكرماً ، ونصحاً للأمَّة ، وأمراً بالمعروف ، ونهياً عن المنكر...
“Beliau adalah Syaikh kami, Syekh Islam, tiada tandingannya di zaman kita dalam ilmu, keberanian, kecerdasan, pencerahan spiritual, kedermawanan, ketulusan terhadap umat, serta amar ma’ruf nahi munkar.”
(Dhayl Tabaqaat al-Hanaabilah karya Ibnu Rajab (4/390))
Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi rahimahullah mengatakan:
ابن تيمية ، الشيخ ، الإمام ، العلامة ، الحافظ ، الناقد ، الفقيه ، المجتهد ، المفسر البارع ، شيخ الإسلام...
“Ibnu Taimiyyah, sang Syekh, Imam, Al-‘Allaamah, Al-Hafidz, Al-Naqid (kritikus), Al-Faqih, Al-Mujtahid, Al-Mufassir Al-Bari’, Syekh Al-Islam…”
(Tabaqaat al-Huffaaz, hal. 516-517)
Al-Mulla Ali Al-Qari rahimahullah menegaskan:
"وهذا الكلام من شيخ الإسلام يبين مرتبته من السنَّة ، ومقداره في العلم..."
"Ini adalah perkataan Syekh Islam yang menjelaskan kedudukannya dalam sunnah dan keilmuannya…"
(Mirqaat Al-Mafaateeh (8/146-147))
Pujian para ulama ini membuktikan bahwa Ibnu Taimiyyah memiliki kedudukan tinggi dalam ilmu dan agama.
Mengapa Ada yang Menyudutkan Ibnu Taimiyyah?
Tuduhan miring terhadap Ibnu Taimiyyah sering datang dari orang-orang yang:
Tidak membaca langsung karya-karyanya
Tidak memahami konteks sejarahnya
Terpengaruh dengan propaganda yang tidak benar
Padahal, meskipun beliau memiliki beberapa ijtihad yang dikritik, hal itu tidak mengurangi kedudukannya sebagai ulama besar. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ فَأَصَابَ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ فَأَخْطَأَ، فَلَهُ أَجْرٌ وَاحِدٌ.
“Jika seorang hakim berijtihad dan benar, maka ia mendapat dua pahala. Jika ia berijtihad lalu salah, maka ia tetap mendapatkan satu pahala.”
(HR. Bukhari no. 7352 dan Muslim no. 1716)
Dengan demikian Ibnu Taimiyyah adalah ulama besar yang diakui oleh para ahli ilmu dari berbagai generasi. Tidak ada manusia yang sempurna, namun menuduh beliau sesat atau bodoh adalah ketidakadilan yang nyata. Sebagai seorang muslim, kita harus berhati-hati dalam menilai ulama dan lebih mengutamakan ilmu sebelum berkomentar.
Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyyah dan para ulama yang telah mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store