arabiyah linnasyiin – Keimanan dan ketakwaan, dua konsep inti dalam menjalani kehidupan bagi seorang muslim yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sedangkan keteguhan (istiqamah) diatas keimanan dan ketaqwaan merupakan sebuah kewajiban yang sangat penting untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana firmanNya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ مَآأُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (Adz-Dzariyat 51:56-58)
Telah disebutkan pada ayat diatas bahwasanya kita diciptakan untuk beribadah kepadaNya tanpa kesyirikan kepadaNYa. Jika kita pertanyakan makna iman, secara global, iman adalah sebuah keyakinan dan pembenaran yang kokoh dalam hati kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagai satu-satunya Tuhan, serta pengakuan akan keberadaan dan kuasa-Nya yang Maha Esa sesuai dengan nama-nama sifatNya (asmaul husnah). Iman juga mencakup keyakinan pada malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir baik dan buruk yang ditentukan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Jadi, iman merupakan sebuah kepercayaan dan pembenaran kepada Allah dan apa-apa yang diturunkan-Nya dari dalam hati yang diikuti dengan perbuatan dan ucapan. Jika kita persingkat iman merupakan sebuah keyakinan yang kokoh dalam hatu yang diamalkan dengan anggota badan dan diucapkan dalam lisan.
Berdasarkan cirikhasnya, Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan ciri orang yang beriman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ ٢ الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ ٣ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ ٤
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Bagi mereka derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia. (Al-Anfal 8:2-4)
Sedangkan taqwa, secara global, merujuk pada kesadaran dan ketundukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, serta penghindaran dan menjauhkan diri dari siksa api neraka dengan cara menjauhi segala bentuk dosa atau pelanggaran. Taqwa juga mencakup pengembangan kesadaran diri dan pengendalian diri untuk selalu menjalankan amal shalih dan menjauhi segala perbuatan dosa yang sesuai dengan perintah-Nya dan petunjuk Rasul-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” [At-Thalaq 65 : 2-3] arabiyah linnasyiin
Dan Allah ta’ala juga berfirman:
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas jalan itu (agama Islam), banar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rizki yang banyak)” [Al-Jin 72: 16]
Dari ayat-ayat diatas, Allah ta’ala akan menyelamatkan hamba-Nya yang bertaqwa dari kesusahan di dunia maupun di akhirat dan memberikan rizki kepada hamba-Nya yang bertaqwa dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan dalam ayat lain, Allah ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri” [Al-A’raf 7 : 96]
Dalam ayat diatas Allah ta’ala menjelaskan bahwa penduduk-penduduk suatu negeri mau beriman dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah akan melapangkan kebaikan dan menjadikan mereka mudah untuk mendapatkanya dari segala arah. Dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah menyalahi janji-Nya. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadis qudsi - arabiyah linnasyiin
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
“Dan hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatan yang dia gunakan untuk melihat, menjadi tangan yang dia gunakan untuk memegang, dan menjadi kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, sungguh akan Aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku, sungguh akan Aku lindungi.“ (HR. Bukhari no. 6502 dari Abu Hurairah)
Jadi, untuk meraih predikat mulia disisiNya, kita harus menjadi pribadi yang beryaqwa, sebagaimana firmanNya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujarat 49:13)
Maka dari itu mari teguhkan diri kita istiqamah diatas keimanan dan ketakwaan dengan melakukan sebab-sebab yang menjadikan kita meraih kedua hal tersebut dan berdaoalah kepada Allah ta’ala agar tetap teguh diatas keimanan dan ketaqwaan. Semoga kita kita diteguhkan diatas keimanan dan ketaqwaan. Dan mari kita berdoa kepada Allah subahanahu wa ta’ala dengan salah satu doa yang diajarkan Rasulullah salallahu alaihi wa sallam:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Zat yang membolak-balikan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
Sumber:
muslim.or.id/8631-definisi-iman.html
muslim.or.id/25367-5-sifat-orang-yang-beriman.html
almanhaj.or.id/990-t-a-q-w-a.html
muslim.or.id/80426-iman-dan-takwa-dua-anugerah-agung-dan-upaya-mendapatkannya.html