My Blog

  • 19-08-2024

Tanda Kebahagiaan dan Keberuntungan Seorang Muslim

 

Kitab tashrif -  Kebahagiaan sejati adalah dambaan setiap manusia, dan dalam Islam, kebahagiaan tidak hanya diukur dari kebahagiaan duniawi semata, tetapi juga dari kebahagiaan akhirat. Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba dalam kitabnya Al-Fawaid. Berikut adalah beberapa di antaranya: 

1. Bertambah Ilmu, Bertambah Tawadhu’ dan Kasih Sayang 

Seorang hamba yang semakin bertambah ilmunya, seharusnya semakin tawadhu’ atau rendah hati. Ilmu yang bermanfaat akan membuat seseorang sadar akan kebesaran Allah dan keterbatasan dirinya, sehingga ia menjadi lebih lemah lembut dan penyayang terhadap sesama. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman   

إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ 

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi suka membanggakan diri”. (QS. Luqman : 18). 

2. Bertambah Amal, Bertambah Rasa Takut dan Kewaspadaan 

Saat amal ibadah seseorang meningkat, seharusnya bertambah pula rasa takutnya kepada Allah. Bukan karena merasa kurang, tetapi karena khawatir amal tersebut tidak diterima oleh Allah. Ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya ikhlas dan takut akan kemurkaan Allah. 

3. Bertambah Umur, Berkurang Ambisi Dunia 

Semakin bertambah usia seseorang, seharusnya ambisi duniawinya semakin berkurang. Umur yang semakin tua mengingatkan manusia akan dekatnya kematian, sehingga ia lebih fokus pada persiapan menuju akhirat daripada mengumpulkan harta atau kekuasaan dunia. 

4. Bertambah Harta, Bertambah Kedermawanan dan Pemberian 

Harta yang bertambah seharusnya membuat seseorang semakin dermawan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ 

Sedekahkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau menyedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan berkah rezeki tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).  

Kedermawanan adalah tanda bahwa seseorang memahami bahwa harta yang dimilikinya hanyalah titipan Allah yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan. 

5. Bertambah Kedudukan, Bertambah Kedekatan dengan Manusia 

Seseorang yang mendapatkan kedudukan atau kekuasaan seharusnya semakin dekat dengan rakyat atau orang yang dipimpinnya, serta semakin tawadhu’. Dari Iyadh bin Himar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

إِنَّ اللهَ أَمَرَنِي، إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ 

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’ (saling merendah diri) agar tidak seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain.” (HR. Muslim). 

Dengan demikian, tanda-tanda di atas adalah cerminan dari kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba di dunia dan akhirat. Dengan menjaga sifat-sifat ini, seorang Muslim diharapkan dapat meraih kebahagiaan yang sejati, bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan yang hakiki. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store   

admin
Admin