Arabiyah Linnasyiin –Tajassus adalah mencari-cari aib atau kesalahan orang lain yang tidak ingin diketahui oleh orang lain, dengan kata lain, mencari bahan pembahasan, berita, isu atau aib tentang orang lain yang dipergunakan untuk menjatuhkan martabat orang lain. Tajassus termasuk dosa besar dalam Islam, karena dapat merusak hubungan antara sesama muslim dan menimbulkan permusuhan, kebencian, dan fitnah . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا الله إِنَّ الله تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa tajassus adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah Azza wa Jalla dan sangat menjijikkan bagi orang yang beriman . Tajassus juga merupakan bentuk dari buruk sangka, yang merupakan dosa besar dalam Islam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اياكم والظن فان الظن اكذب الحديث
“Jauhilah kamu dari prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah ucapan yang paling dusta.” (HR. Bukhari no. 5144 dan Muslim no. 2563)
Tajassus juga dapat menyebabkan ghibah, yaitu menyebut-nyebut kejelekan saudara kita di belakangnya dengan sesuatu yang tidak disukainya . Ghibah juga termasuk dosa besar dalam Islam, karena sama dengan memakan daging saudara kita yang sudah mati . Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أتدرون ما الغيبة قالوا الله ورسوله أعلم قال هو ذكرك أخاك بما يكره قيل أفرأيت إن كان في أخي ما أقول قال إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته وإن لم يكن فيه فقد بهته
“Tahukah kalian apa itu ghibah? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Ghibah adalah menyebut-nyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya. Ada yang bertanya: Bagaimana jika apa yang saya katakan itu benar adanya pada saudaraku? Beliau bersabda: Jika apa yang kamu katakan itu benar adanya pada saudaramu, maka kamu telah mengghibahnya, dan jika tidak benar adanya, maka kamu telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589)
Oleh karena itu, menjauhi perbuatan tajassus, ghibah, dan buruk sangka merupakan sebuah keharusan kita dalam menjalani hidup ini, karena itu semua adalah dosa besar yang dapat merusak ukhuwah Islamiyah dan mengundang murka Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita harus berusaha untuk menutupi aib dan kesalahan saudara kita, bukan malah mencari-cari dan menyebarkannya. Kewajiban kita adalah berlaku baik dan adil terhadap sesama muslim, dan tidak mencampuri urusan pribadi mereka yang tidak ada kaitannya dengan kita. Kita harus selalu berprasangka baik terhadap saudara kita, dan tidak mudah percaya dengan kabar-kabar yang tidak jelas sumbernya . Kita harus mengingatkan saudara kita jika mereka melakukan kesalahan, tetapi dengan cara yang lembut, tidak di depan orang lain dan bijaksana, bukan dengan cara yang kasar dan menghina. Kita harus selalu memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala dosa dan kesalahan kita, dan meminta Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberi hidayah kepada saudara kita yang tersesat . Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kita dari perbuatan tajassus, ghibah, dan buruk sangka, dan menjadikan kita orang-orang yang saling mencintai dan menyayangi sesama muslim. Amin. Arabiyah linnasyiin
Sumber:
https://muslim.or.id/19535-larangan-tajassus-mencari-cari-kesalahan-orang-lain.html https://rumaysho.com/10529-tajassus-mencari-kesalahan-orang-beriman.html https://muslim.or.id/44672-tiga-rangkaian-dosa-buruk-sangka-tajassus-dan-ghibah.html https://almanhaj.or.id/9739-tajassus-terhadap-mukmin-adalah-dosa-besar.html