Al-arabiyah linnasyiin - Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menganggap remeh ucapan yang terlontar dari mulut. Namun, dalam ajaran agama Islam, sesungguhnya ucapan memiliki dampak yang besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan kita agar senantiasa berhati-hati dalam berbicara, karena sebuah kata yang dianggap sepele bisa menjerumuskan seseorang ke dalam api neraka.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الرجل ليتكلم بالكلمة لا يرى بها بأسا يهوى بها سبعين خريفا في النار
"Sungguh ada orang yang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap bukan keburukan lantas dia dilempar dengan sebab ucapannya itu ke dalam neraka sejauh 70 tahun perjalanan." (HR. At-Tirmidzi no. 2314)
Betapa dahsyatnya akibat dari sebuah ucapan yang kita anggap biasa. Padahal, di sisi Allah Azza wa jalla, ucapan tersebut dapat menjadi sebab seseorang terjerumus ke dalam azab yang berat.
Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepada sahabatnya, Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu:
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ. قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.
“Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?”
Jawabku: “Iya, wahai Rasulullah.”
Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut karena apa yang kami katakan?”
Maka beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang tersungkur di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?”
(HR. Tirmidzi no. 2616)
Nasihat ini menunjukkan betapa besar peran lisan kita dalam menentukan nasib seseorang di akhirat. Kata-kata yang diucapkan dengan tanpa ilmu dan tanpa pertimbangan bisa menghapus pahala yang telah dikumpulkan bertahun-tahun dan mengantarkan kita kepada kebinasaan.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan, lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya, lalu dia dilemparkan ke dalam Jahannam.”
(HR. Bukhari no. 6478)
Dari Hadist di atas kita mengetahui sesungguhnya ucapan yang baik bisa menjadi sebab Allah mengangkat derajat kita di hadapan-Nya, sementara ucapan yang buruk dapat mendatangkan murka Allah dan mengantarkan kita ke neraka. Maka, kewajiban kita adalah selalu menjaga lisan, menahan lisan sekuat mungkin agar tidak keluar ucapan-ucapan buruk dan berhati-hati dalam berbicara.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengajarkan pada kita semua bahwasanya diam akan menjadi suatu hal yang baik jika kita tidak memiliki hal yang baik untuk diucapkan:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah."
(HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
Diam bukanlah tanda kelemahan, tetapi merupakan bentuk ketakwaan dan kehati-hatian dalam menjaga lisan dari ucapan yang bisa membawa dosa. Jika tidak yakin apakah perkataan kita baik atau buruk, maka lebih baik kita memilih untuk diam.
Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:
وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.”
(QS. An-Nur: 15)
Apa yang kita anggap sepele dalam ucapan, di sisi Allah bisa jadi perkara yang sangat besar. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berbicara, terutama tentang hal-hal yang bisa merusak kehormatan orang lain atau menimbulkan keburukan.
Menjaga ucapan adalah salah satu kunci keselamatan di dunia dan akhirat. Sebuah perkataan bisa menjadi penyebab kita mendapatkan rahmat dan ridha Allah, atau justru menjadi sebab kita masuk ke dalam neraka. Mari kita senantiasa berhati-hati dalam berbicara, memilih kata-kata yang baik, dan diam jika tidak yakin. Semoga Allah melindungi kita dari bahaya lisan yang menjerumuskan. Aamiin.
Nas'alullaahas salaamah wal 'aafiyah.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store