Al-arabiyah linnasyiin - Bismillah. Dalam beragama, umat Islam memiliki rujukan yang jelas dan terstruktur yang membimbing mereka dalam setiap aspek kehidupan. Rujukan ini tidak hanya memberikan arahan spiritual tetapi juga pedoman praktis dalam menjalankan ibadah dan interaksi sosial.
Al-Qur’an: Kalam Allah yang Sempurna
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, firman Allah subhanahu wa ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Al-Qur’an merupakan sumber hukum pertama dan utama dalam Islam, yang berisi petunjuk, hukum, dan kisah-kisah yang menjadi pelajaran bagi umat manusia. Allah berfirman:
ٱتَّبِعُواْ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ وَلَا تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَۗ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali-wali selain Allah, sedikit sekali dari kalian yang mau mengambil pelajaran.” (Qs. al-A’raf: 3)
Hadits: Sunnah Rasulullah sebagai Panduan
Hadits adalah catatan tentang ucapan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Al-Quran dan As-Sunnah tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena dua hal tersebut merupakan satu kesatuan rujukan dasar dalam agama yang Allah azza wa jalla ridhai ini. Hadits berperan penting dalam menjelaskan dan memperinci ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Sebuah hadits dalam Muwatho’ Imam Malik menyatakan:
إني قد تركت فيكم ما إن اعتصمتم به فلن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة نبيه الحديث
“Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selamanya jika berpegang teguh dengan keduanya yaitu: Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al Hakim)
Pemahaman Para Sahabat: Generasi Pertama Penerima Islam
Para sahabat adalah generasi pertama yang menerima Islam langsung dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kita wajib menigkuti pemahaman merekan, karena para sahabat memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam dan merupakan contoh terbaik dalam mengamalkan ajaran agama. Mereka adalah saksi hidup dari wahyu dan memiliki pemahaman yang otentik tentang ajaran Nabi. Generasi para sahabat merupakan generasi terbaik, cara berislam mereka merupakan cara berislam yang paling benar karena dibimbing dan diawasi langsung oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dan bahkan ada diantara mereka yang dijamin masuk surga. Allah azza wa jalla berfirman,
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At-Taubah: 100).
Dan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menyatakan,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهمْ يَمِينَهُ وَيَمِيْنُهُ شَهَادَتَهُ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para Sahabat), kemudian yang datang sesudah mereka (Tabi’in), kemudian yang datang sesudah mereka (pengikut Tabi’in), lalu akan datang suatu kaum yang mana persaksian salah seorang di antara mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku.” (HR. Tirmidzi no. 2641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Pemahaman Para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in: Warisan Ilmu yang Berharga
Tabi’in adalah generasi setelah para sahabat yang belajar langsung dari mereka. Tabi’ut Tabi’in adalah generasi berikutnya yang mengambil ilmu dari Tabi’in. Kedua generasi ini dihormati dalam Islam karena mereka meneruskan pengetahuan yang mereka peroleh dari sumber yang paling dekat dengan Nabi.
Kesimpulan: Mengikuti Jejak Salaf
Dalam Islam, penting untuk mengikuti jejak para salaf, yaitu para sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in, serta ulama yang mengikuti jejak mereka. Mereka adalah contoh terbaik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Dengan mengikuti rujukan yang telah ditetapkan ini, umat Islam dapat memastikan bahwa mereka berada pada jalur yang benar dan sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Amin.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store