Nahwu Wadhih - Saudara-saudara yang semoga dirahmati Allah, marilah kita perhatikan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Barzah Al-Aslamy, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ في - بُطُونَكُمْ وَفُرُوجَكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْأَهْوَاءِ
"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian adalah syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan."
(HR. Ahmad dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani di Shahih At-Targhib no. 52).
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperingatkan kita akan bahaya dua hal yang sering kali menjadi penyebab utama penyakit hati manusia yaitu syahwat dan hawa nafsu yang menyimpang.
Nafsu syahwat – perut dan kemaluan
Syahwat yang menyimpang merupakan hawa nafsu yang berhubungan dengan keinginan berlebihan pada kenikmatan duniawi seperti kedudukan, jabatan, harta, popularitas, dan hubungan yang tidak halal. Syahwat ini sering kali menjadi ujian berat bagi manusia, dan tidak jarang seseorang tergelincir karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Hawa Nafsu yang Menyesatkan
Hawa nafsu ini lebih terkait dengan fitnah syubhat, yaitu pemikiran-pemikiran rancu, aliran-aliran menyimpang, dan keyakinan-keyakinan sesat yang dapat menyesatkan seseorang dari jalan yang benar. Hawa nafsu yang menyesatkan ini bisa merusak keyakinan seseorang dan membawanya pada jalan yang tidak diridhai oleh Allah Ta’ala. Ketika manusia sedang dalam keadaan teracuni oleh syubhat-syubhat di kepalanya, maka akan sulit untuk menerima kebenaran kecuali dengang pertolongan Allah ta’ala semata, ini merupakan fitnah terberat dimana seorang muslim harus membuka hatinya terhadap kebenaran yang telah nampak di hadapannya dan menerimanya dengan sepenuh hati.
Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwasanya ada dua macam godaan, yaitu syahwat dan syubhat, adalah induk atau sumber dari semua penyakit hati. Beliau berkata:
جِمَاع أمراض القلب هى أمراض الشبهات والشهوات
"Induk yang mengumpulkan seluruh penyakit hati itu ada dua: syubhat dan syahwat."
(Ighatsatul Lahfan).
Allah Ta’ala pun memperingatkan kita untuk tidak mengikuti orang yang mengikuti hawa nafsunya dan lalai dari mengingat-Nya:
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."
(QS. Al-Kahfi: 28).
Demikian, hadits di atas mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap dua hal yang dapat menghancurkan iman dan amal kita: syahwat yang menyimpang dan hawa nafsu yang menyesatkan. Syahwat sering kali menggoda kita dengan kenikmatan duniawi yang sementara, sementara hawa nafsu yang menyesatkan dapat membutakan hati kita dari kebenaran.
Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha mengendalikan syahwat kita, menjaga diri dari godaan-godaan yang dapat merusak iman, dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran yang benar sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah.
Maka berlindunglah kepada Allah dari syahwat dan hawa nafsu yang dapat menyesatkan, serta memohon kepada-Nya agar hati kita selalu terjaga dalam ketaatan dan keteguhan iman. Semoga nasihat ini bermanfaat dan menjadi pengingat bagi kita semua. Aamiin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store