My Blog

  • 08-05-2025

Siapakah Manusia yang Paling Mulia

Kitab tashrif -  Dalam kehidupan yang penuh fitnah dan gemerlap dunia, setiap kita tentu menginginkan menjadi manusia terbaik di sisi Allah ﷻ. Namun, siapa sebenarnya manusia yang paling mulia itu menurut Rasulullah ﷺ? Bukan yang paling kaya, bukan pula yang paling kuat. Jawaban ini telah dijelaskan dengan sangat indah dalam sabda Nabi ﷺ yang diriwayatkan oleh sahabat yang mulia, Abdullah bin 'Amr bin Al-Ash radhiyallahu 'anhuma: 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ. قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: الَّذِي يَشْنَأُ الدُّنْيَا وَيُحِبُّ الْآخِرَةَ. قَالُوا: مَا نَعْرِفُ هَذَا فِينَا إِلَّا رَافِعٌ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ، فَمَنْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: مُؤْمِنٌ فِي خُلُقٍ حَسَنٍ. قَالُوا: أَمَّا هَذِهِ فَفِينَا. 

 
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: "Rasulullah ﷺ pernah ditanya: 'Siapakah manusia yang paling utama (paling mulia)?' Beliau menjawab: 'Setiap orang yang hatinya makhmum dan lisannya jujur.' Para sahabat bertanya: 'Kami tahu orang yang jujur lisannya, tetapi siapakah orang yang hatinya makhmum itu?' Beliau bersabda: 'Yaitu orang yang bertakwa, bersih hatinya, tidak memiliki dosa, tidak berlaku zhalim, tidak menyimpan kedengkian, dan tidak pula hasad.' Mereka bertanya lagi: 'Siapa yang bisa seperti itu, wahai Rasulullah?' Beliau bersabda: 'Orang yang membenci dunia dan mencintai akhirat.' Mereka berkata: 'Kami tidak tahu orang yang seperti itu di antara kami kecuali Rafi', mantan budak Rasulullah.' Mereka bertanya lagi: 'Lalu siapa setelahnya?' Beliau bersabda: 'Orang mukmin yang memiliki akhlak yang baik.' Mereka berkata: 'Kalau yang ini, kami bisa (mengikutinya).'" 

(HR. Al-Mundziri dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 948 dan dalam Shahih Ibnu Majah no. 4206) 

1. Ciri Manusia Paling Baik: 

Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa manusia yang paling mulia bukan yang paling populer, bukan pula yang paling sukses secara duniawi, namun mereka yang: 

Makhmum al-Qalb (hatinya bersih): 
Yaitu hati yang: 

  • Bertakwa 
  • Mensucikan diri dari dosa 
  • Tidak suka berbuat zhalim 
  • Tidak menyimpan dendam 
  • Tidak dengki terhadap sesama 

Shaduq al-Lisan (lisannya jujur): 
Yakni selalu berkata benar, tidak berdusta, dan tidak menyebar fitnah. 

2. Tingkat Kemuliaan Lanjutan: 

Ketika para sahabat merasa berat mencapai derajat hati yang benar-benar bersih, Rasulullah ﷺ memberikan alternatif ciri lainnya: 

Orang yang membenci dunia dan mencintai akhirat. 
Artinya, orang yang tidak terlalu mengejar kenikmatan dunia dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama. 

Orang mukmin yang memiliki akhlak yang baik. 
Ini adalah tingkatan yang bisa dijangkau oleh semua orang — memperbaiki diri dengan akhlak mulia: jujur, amanah, sabar, santun, pemaaf, dan tidak menyakiti orang lain. 

Pelajaran Penting untuk Kita adalah jangan cukup puas dengan ibadah formalitas, tapi perhatikan juga kesehatan hati dan kejujuran lisan kita. Jangan pula tertipu dengan dunia, karena kemuliaan bukan diukur dari banyaknya harta, pangkat, atau pengikut, tapi dari kesucian hati dan kebaikan akhlak. Perjuangkan hati yang bersih dari iri, benci, dan dendam, karena ini syarat menjadi manusia yang paling mulia di sisi Allah ﷻ. Karena akhlak mulia adalah ciri orang beriman yang sesungguhnya. Bukan hanya ibadah ritual, tapi juga interaksi sosial yang santun. 

Di dunia ini, kita mungkin tidak bisa menjadi orang yang paling kaya atau paling cerdas. Tapi kita semua bisa berusaha untuk menjadi orang yang bersih hatinya, jujur lisannya, dan mulia akhlaknya. 

Mari jadikan hadits ini sebagai kompas hidup kita. Jangan sekadar menghafalnya, tapi amalkan dan sebarkan. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk manusia yang paling mulia di sisi-Nya. 

Nas-alullāh at-taufīq wal-istiqāmah. 
Semoga Allah ﷻ senantiasa memberi kita taufik dan keistiqamahan hingga akhir hayat. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store    

 

admin
Admin