My Blog

  • 02-01-2025

Shalat dan Persidangan

Nahwu Wadhih -  Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengatakan, 

Seorang hamba memiliki dua momen besar di hadapan Allah. Yang pertama adalah ketika ia berdiri di hadapan Allah dalam shalat. Yang kedua adalah saat ia berdiri di hadapan Allah pada Hari Kiamat untuk dihisab. Barangsiapa melaksanakan momen pertama dengan baik, maka momen kedua akan diringankan baginya. Namun, barangsiapa meremehkan momen pertama, maka ia akan dipersulit pada momen kedua.” 
(Al-Fawaaid, Ibnul Qayyim) 

Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, 

Allah Ta’ala berfirman: 

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا (٢٦) إِنَّ هَؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا (٢٧) 

Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).” 
(QS. Al-Insaan: 26-27) 

Shalat adalah momen sakral seorang hamba untuk menghadap Allah azza wa jalla. Di dalamnya terkandung perintah untuk khusyuk, tunduk, dan mengingat kebesaran Allah. Khusyuk dalam shalat adalah cerminan keseriusan, ketotalitasan seorang hamba dalam menjalankan hak Allah. 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلاَةُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ 

“Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka ia akan beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka ia akan celaka dan merugi.” 

(HR. Tirmidzi, no. 413) 

Momen shalat adalah latihan untuk menghadap Allah di Hari Kiamat. Ibnul Qayyim menjelaskan, jika seseorang menjaga shalatnya dengan khusyuk, maka persidangan di akhirat akan dimudahkan. Namun, jika ia meremehkan shalatnya, maka ia akan menghadapi kesulitan besar dalam hisabnya kelak. 

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢) 

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya.” 
(QS. Al-Mu’minun: 1-2) 

Khusyuk bukan hanya menghadirkan ketenangan fisik, tetapi juga menghadirkan hati yang penuh dengan kesadaran dan kehadiran akan keagungan Allah. 

Jadikanlah shalat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mempersiapkan diri menghadapi persidangan akhirat. Ingatlah firman Allah: 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي 

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” 
(QS. Thaha: 14) 

Semoga Allah memudahkan kita untuk khusyuk dalam shalat sehingga persidangan di akhirat menjadi ringan dan penuh keberkahan. Wallahu a’lam bish-shawab. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih  - Fikar Store       

 

 

admin
Admin