My Blog

  • 29-02-2024

Semua Akan Tercatat

Arabiyah linnasyiin - Jangan sampai kita lalai dan lengah terhadap apa yang kita kerjakan. Karena setiap amal perbuatan kita akan dicatat. Karena kelak ada satu fase yang akan dilewati oleh setiap manusia di hari kiamat, yaitu prosesi pembagian catatan amal, pemberian izin bagi setiap manusia untuk melihat catatan dari amalan yang telah ia kerjakan semasa di kehidupan dunia, semua terangkum dengan rapi dalam catatan itu dan tak satupun dari amalan yang tertinggal dan terlewatkan Allah subahanahu wa ta’ala berfirman:  

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا ࣖ 

“Diletakkanlah kitab (catatan amal pada setiap orang), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali mencatatnya.” Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS. Al-Kahfi: 49)  

Sebagaimana yang kita ketahui, Allah maha melihat, maha mengawasi dan maha perhitungan. Setiap apa yang kita kerjakan akan diperhitungkan dan dipertanggung jawabkan. Setiap manusia akan menerima kitabnya, yang berisi segala amal yang telah ia lakukan di dunia. Tidak ada yang terlewatkan, tidak ada yang terlupakan, tidak ada yang tersembunyi. Semua akan terbuka dan terlihat di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. 

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan menerima kitabnya dengan tangan kanan, dan mereka akan gembira dan bersyukur. Orang-orang yang kafir dan beramal buruk akan menerima kitabnya dengan tangan kiri atau dari belakang, dan mereka akan ketakutan dan menyesal. Mereka akan berkata: 

يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَىٰهَا 

Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali mencatatnya..” (QS. Al-Kahfi: 49) 

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berdosa akan terkejut dan terperanjat melihat catatan amal mereka, yang penuh dengan kejahatan dan keburukan. Mereka akan merasa putus asa dan tidak berharap rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka akan menyesali apa yang telah mereka sia-siakan di dunia.  

Kita semua harus percaya bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan di dunia ini tidak akan sia-sia, kita akan mendapatkan balasan yang adil dari Allah subhanahu wa ta’ala, baik itu pahala atau siksa, baik itu kebahagiaan atau kesengsaraan, baik itu surga atau neraka. Namun, bagaimana kita bisa yakin bahwa Allah benar-benar mengetahui dan mencatat semua amal perbuatan kita? Bagaimana kita bisa yakin bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan menzalimi atau memuliakan siapa pun tanpa alasan yang hakiki? Bagaimana kita bisa yakin bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan melupakan atau mengabaikan apa pun yang kita lakukan? 

Jawabannya adalah dengan buku catatan amal, yaitu buku yang berisi rekaman lengkap dan detail dari semua amal perbuatan yang kita lakukan sepanjang hidup kita di dunia ini. Buku catatan amal ini adalah bukti keadilan Allah subhanahu wa ta’ala pada hari kiamat, yaitu hari di mana semua manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka, dihadapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan dihisab atas apa yang mereka kerjakan. Buku catatan amal itu akan mengikuti manusia ke mana pun ia pergi, dan tidak akan hilang atau rusak. Pada hari kiamat, Allah Subhanahu wa ta’ala akan mengeluarkan buku catatan amal itu, dan memberikannya kepada manusia. Buku catatan amal itu akan terbuka, dan manusia akan melihat semua isi yang ada di dalamnya, tanpa ada yang ditutupi atau dirahasiakan. Allah ta’ala berfirman: 

كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ   وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ   كِرَامًا كَاتِبِينَ  يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ  

Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Infithar: 9-12) 

Dan dalam ayat lain: 

وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلْزَمْنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِى عُنُقِهِۦ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ كِتَٰبًا يَلْقَىٰهُ مَنشُورًا 

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”. (Al-Isra: 13) 

Allah subhanahu wa ta’ala maha adil dan maha bijaksana dalam memberikan balasan kepada setiap hamba-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan menzalimi siapa pun, tidak akan menyiksa siapa pun tanpa alasan, tidak akan mengurangi pahala siapa pun, dan tidak akan menambah azab siapa pun. Allah subhanahu wa ta’ala hanya akan memberikan balasan sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. 

Allah subhanahu wa ta’ala telah menugaskan para malaikat yang bertugas mengawasi dan mencatat semua amal perbuatan manusia, tanpa terkecuali. Malaikat-malaikat ini adalah makhluk yang mulia, yang tidak akan berkhianat, berdusta, atau lalai dalam menjalankan tugas mereka. Mereka mengetahui semua yang kita lakukan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, baik yang besar maupun yang kecil, baik yang baik maupun yang buruk. Mereka menulis semua itu dalam buku catatan amal, yang akan menjadi saksi atas kita pada hari kiamat. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri mengajarkan kita untuk tidak meremehkan amal kebaikan dan amal keburukan. Beliau shalallahu alaihi wa sallam bersabda: 

 اتَّقِ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ التَّمْرُ  

“Berlindunglah dari neraka walau hanya dengan (bersedekah) separuh kurma” (Muttafaq 'alaih) 

Dan Allah ta’ala berfirman: 

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ  وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ 

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Qs. Al-zalzalah: 7-8) 

Dzarrah adalah kata Arab yang berarti sesuatu yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari biji sawi. Saat ini, dzarrah sering diterjemahkan sebagai atom. Namun, tidak semua orang tahu apa itu atom, apalagi pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh karena itu, dzarrah juga bisa diartikan sebagai semut merah yang kecil, yang kadang tidak terasa jika berada di tangan kita. 

Allah subhanahu wa ta’ala maha adil dan maha teliti dalam mencatat amal perbuatan manusia. Tidak ada satu pun amal yang luput dari pengawasan-Nya, baik yang kecil maupun yang besar. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan kita, karena semua akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Amal kebaikan sekecil apapun bisa menjadi penyelamat kita dari siksa neraka. Sebaliknya, amal keburukan sekecil apapun bisa menjadi penyebab kita masuk neraka. Maka, kita harus banyak beramal saleh dan menjauhi dosa. 

Semoga seluruh amal kebaikan kita diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan di ampuni dosa-dosa kita. Semoga bermanfaat.  

Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store   

admin
Admin