My Blog

  • 24-09-2024

Sekali Celupan

Kitab tashrif -  Dalam kehidupan yang penuh dinamika ini, kita seringkali tergoda oleh gemerlapnya dunia. Kenikmatan sementara yang ditawarkan oleh dunia sering membuat kita terlena, bahkan sampai lupa bahwa tujuan akhir kita bukanlah di sini, melainkan di akhirat. Ada yang begitu tenggelam dalam kesenangan duniawi, lupa bahwa semua itu sementara. Namun, ada pula yang sabar menghadapi ujian kehidupan, karena di hati mereka bersemayam harapan akan janji surga. 

Dari Anas bin Malik radhiallahuanhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:  

Didatangkan penduduk neraka yang paling banyak nikmatnya di dunia pada hari kiamat. Lalu ia dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan sedikit saja? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sedikit saja?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.’ Didatangkan pula penduduk surga yang paling sengsara di dunia. Kemudian ia dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan keburukan sekali saja? Apakah engkau pernah merasakan kesulitan sekali saja?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku! Aku tidak pernah merasakan keburukan sama sekali dan aku tidak pernah melihatnya tidak pula mengalaminya” (HR. Muslim no. 2807). 

Renungkanlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mudah-mudahan mengetuk hati kita semua. Beliau bersabda bahwa manusia yang paling merasakan nikmat dunia, ketika dicelupkan ke neraka meski hanya sekali, akan mengatakan, "Aku tidak pernah merasakan nikmat sedikit pun." Sebaliknya, manusia yang paling menderita di dunia, ketika dimasukkan ke surga dengan sekali celupan, akan berkata, "Aku tidak pernah merasakan kesengsaraan sedikit pun."  

Dari hadits ini, kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga tentang hakikat kehidupan. Dunia ini hanyalah fana, sementara kenikmatan dan penderitaan yang kita rasakan hanyalah sementara. Apa yang kita alami di dunia, baik itu kesenangan atau kesusahan, akan lenyap seketika saat kita masuk ke akhirat. Maka, alangkah ruginya jika kita menjadikan dunia sebagai tujuan utama kita. 

Bayangkan saja, segala kenikmatan yang kita kejar dengan penuh ambisi di dunia akan hilang begitu saja jika kita dijebloskan ke neraka. Bahkan satu celupan ke neraka sudah cukup untuk menghapus segala memori indah tentang dunia. Begitu pula sebaliknya, kesengsaraan dan penderitaan yang paling berat pun akan terlupakan seketika ketika kita merasakan nikmat surga. 

Maka kembalilah kepada kemurnian Agama Islam ini, 

Saudara-saudara seiman sekalian, inilah saatnya bagi kita untuk kembali kepada agama islam sepenuhnya. Jangan biarkan dunia ini membuat kita lupa akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Akhirat adalah kampung halaman yang sejati, dan dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita agar selalu bersiap menghadapi kehidupan setelah mati, karena kematian adalah suatu kepastian yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. 

Allah Ta'ala berfirman: 

أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ 

Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (QS. Al-Baqarah: 61) 

Ayat ini mengingatkan kita agar tidak menukar akhirat yang mulia dengan kesenangan dunia yang rendah dan fana. Hanya orang-orang yang sadar akan hakikat kehidupan yang mampu melepaskan diri dari godaan dunia dan berfokus pada akhirat. 

Mari kita renungi, 

Mari kita semua mengambil pelajaran dari nasihat ini. Pelajari agama di majelis ilmu, tingkatkan keimanan, dan perbanyak amal shalih. Semoga kita semua senantiasa dalam hidayah dan taufik Allah, serta selalu diberikan kasih sayang-Nya. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store     

admin
Admin