Al-arabiyah linnasyiin - Dalam risalah “Dzammu Qoswah al-Qalb” karya Ibnu Rojab al-Hambali rahimahullah, beliau mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan hati menjadi keras. Berikut adalah beberapa di antaranya adalah sebagai berikut
Banyak Bicara Tanpa Zikir kepada Allah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah melarang kita untuk tidak banyak bicara tanpa mengingat Allah azza wa jalla karena dapat membuat hati menjadi keras dan orang yang hatinya keras itu jauh dari Allah oleh karena itu kita perlu selalu mengingat Allah azza wa jalla dalam setiap ucapan kita.
Dari Yusairah, seorang muhajirah, dia menyampaikan perktaan Nabi shalallahu alaihi wa sallam
قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kami, ‘Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilaha illallah), dan bertaqdis (mensucikan Allah), dan himpunkanlah (hitunglah) dengan ujung jari jemari kalian karena itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.’” (HR. Tirmidzi, no. 3583; Abu Daud, no. 1501 dari hadits Hani bin ‘Utsman)
Yang selanjutnya adalah banyak Tertawa, Terlalu banyak tertawa juga dapat mematikan hati. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan agar kita tidak berlebihan dalam tertawa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan,
وَلَا تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُـمِيْتُ الْقَلْبَ
“Dan janganlah kalian banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati.” (HR. at-Tirmidzi 2/50, Ibnu Majah)
Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu bahkan menyatakan bahwa banyak tertawa dapat mengurangi wibawa seseorang. Beliau berkata
قال عمر رضي الله عنه: من كثر ضحكه قلت هيبته ومن كثر مزاحه استخف
“Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” (HR. Baihaqi)
Kemudian perkara penting yang mungkin sebagian dari kita melewatkan adalah banyak Makan, Terutama yang Syubhat atau Haram Bisyr bin al-Harits rahimahullah telah menjelaskan bahwasanya dua perkara yang menjadikan hati manusia keras adalah banyak berbicara dan banyak makan. Terutama jika makanan yang dikonsumsi berasal dari yang syubhat (tidak jelas halal-haramnya) atau bahkan haram.
Dan perkara terakhir yang menjadikan hati manusia keras adalah Banyak Berbuat Dosa. Dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ) »
“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka ` (HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297))
Allah azza wa jalla berfirman,
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. al-Muthaffifin: 14)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan 14 abad yang lalu bahwasanya setiap dosa yang kita lakukan akan meninggalkan “titik hitam” di hati kita. Jika kita bertaubat, hati kita akan dibersihkan. Namun, jika kita terus berbuat dosa, titik hitam tersebut akan menutupi hati kita. Inilah yang disebut sebagai “ar raan” dalam Al-Qur’an. Meninggalkan dosa adalah kehidupan bagi hati kita, dan menjauhinya adalah yang terbaik bagi diri kita.
Semoga dari tulisan ini, kita dapat merenung tentang bagaimana kita menjaga hati kita agar tetap lembut dan dekat dengan Allah. Semoga kita senantiasa berusaha untuk menghindari faktor-faktor yang dapat membuat hati kita menjadi keras dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Aamiin.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store