Dalam perjalanan spiritual seorang Muslim, pertanyaan tentang siapa yang paling banyak beribadah kepada Allah seringkali dipertanyakan. Ketika ditanya tentang hal tersebut, Sa’id bin Jubair rahimahullah, beliau menjawab dengan jawaban yang sepatutnya kita jadikan pembelajaran, yaitu orang yang paling banyak beribadah adalah mereka yang telah banyak berdosa, kemudian bertaubat, dan kemudian beramal shalih dalam rangka kembali kepada jalan yang lurus sehingga ketika ia melihat amalannya yang sangat kurang dibandingkan dosanya yang begitu besar, menjadikan dia memperbanyak amalannya disamping pertaubatannya.
Taubat merupakan Jalan Kembali kepada Allah
Taubat merupakan salah satu kunci penting dalam kehidupan seorang Muslim. Al-Qur’an menyampaikan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya. Ayat-ayat suci mengajarkan bahwa ketika seseorang melakukan kesalahan, yang terpenting adalah kesadaran untuk kembali kepada Allah dan memohon ampunan dengan tulus. Allah Azza wa jalla berfirman,
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan (termasuk juga sifat-sifatnya orang yg bertakwa itu adalah) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS Ali Imron : 135)
Kesadaran akan Dosa merupakan Pemicu Amal Sholeh
Seorang Muslim yang sadar akan dosa-dosanya cenderung tidak meremehkan amalannya. Kesadaran ini mendorongnya untuk terus berusaha melakukan amal sholeh dan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Hal ini sejalan dengan hadits yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya taubat adalah taubatnya orang yang berdosa. Allah azza wa jalla juga berfirman,
فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Maka barang siapa bertobat (di antara para pencuri itu, dan juga pelaku kejahatan lainnya) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Alloh menerima tobatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Maidah : 39)
Dalam ayat lain,
إِنَّمَا ٱلتَّوْبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS An-Nisa' : 17)
Ketakutan dan Harapan kepada Allah merupakan Dua Sisi kutub Keimanan
Dalam diri seorang Muslim, terdapat rasa takut akan siksa Allah dan harapan akan rahmat-Nya. Rasa takut ini bukanlah untuk membuat seseorang putus asa, melainkan untuk menjadi pendorong dalam melakukan kebaikan. Di sisi lain, harapan akan pengampunan Allah menjadi sumber motivasi untuk terus berusaha memperbaiki diri.
Maka, berististiqamahlah dalam ketaatan kepada-Nya
Seorang Muslim sejati adalah mereka yang tetap istiqomah dalam beribadah kepada Allah azza wa jalla, tidak hanya saat berada di puncak keimanan tetapi juga ketika menghadapi ujian dan ketika melakukan kesalahan. Taubat yang segera dan amal shalih yang berkelanjutan adalah bukti kecintaan seorang hamba kepada penciptanya, Allah Azza wa jalla.
Refleksi ini diangkat berdasarkan Kitab AZ-ZUHUD (hal. 387), karya Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, yang mengingatkan kita tentang pentingnya taubat dan amal shalih dalam kehidupan seorang Muslim.
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk selalu kembali kepada Allah dengan taubat yang tulus dan amal sholeh yang berkesinambungan. Aamiin.