My Blog

  • 01-04-2024

Puasa: Perisai di Dunia dan Akhirat

Al-arabiyah linnasyiin - Puasa, salah satu dari rukun Islam, adalah ibadah yang unik dengan keutamaan yang melimpah. Dalam ajaran agama kita, puasa itu sendiri merupakan sebuah perisai, sebuah benteng pertahanan spiritual yang melindungi setiap Muslim yang menjalankannya dari berbagai godaan, kesalahan dan sebagai perisai api neraka. Hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan imam Muslim menyatakan: 

الصِّيَامُ جُنَّةٌ 

Puasa adalah perisai. 

Di dunia, puasa berfungsi sebagai penghalang terhadap godaan syahwat yang terlarang yang menjerumuskan seseorang dalam dosa. Sebagai contoh, saat berpuasa, seorang Muslim dilarang untuk membalas perlakuan buruk orang lain dengan cara yang sama. Jika dihina atau dicela, seorang yang berpuasa disarankan untuk mengingatkan diri dan orang lain bahwa mereka sedang berpuasa. Sikap ini bukan hanya menunjukkan kesabaran tetapi juga komitmen terhadap ketaatan dan pembersihan diri dari pengaruh negatif. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ 

Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Di akhirat, puasa menjadi perisai dari api neraka. Ibadah ini jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keimanan, dapat melindungi pelakunya dari siksaan di hari kiamat. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin dan dalam karya “Jaami’ul 'Ulum wal Hikam”, memiliki perisai dari perbuatan maksiat di dunia akan memberikan perlindungan dari api neraka di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا 

Tidaklah seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Dalam hadist lain, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda 

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ 

Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R. Ahmad, shahih). 

Keutamaan puasa tersebut tidak hanya terbatas pada puasa wajib seperti di bulan Ramadhan tetapi juga mencakup puasa sunnah. Puasa sunnah seperti enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura, semuanya membawa manfaat yang sama sebagai perisai spiritual. Syaikh Shalih Fauzan menjelaskan bahwa puasa adalah penghalang antara diri seseorang dengan api neraka, baik itu puasa wajib maupun sunnah. 

Puasa sebagai ibadah yang istimewa ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, ketahanan diri, dan kekuatan iman. Ia menjadi simbol dari kemampuan seseorang untuk mengendalikan nafsu dan keinginan demi mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. 

Semoga kita semua dapat memanfaatkan ibadah puasa sebagai sarana untuk membersihkan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, dan memperoleh keutamaan yang telah dijanjikan. Amin. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store  

admin
Admin