Nahwu Wadhih - Prasangka buruk terhadap sesama Muslim adalah salah satu senjata setan untuk merusak hubungan antar hamba Allah. Ketika hati mulai dipenuhi dengan prasangka, hubungan persaudaraan akan melemah, timbul rasa benci, dan akhirnya seseorang bisa terjerumus dalam dosa besar seperti ghibah dan fitnah. Oleh karena itu, Islam mengajarkan cara yang tepat untuk mengatasi prasangka buruk agar hati tetap bersih dan hubungan dengan sesama tetap harmonis.
Nasihat berharga tentang bagaimana menghadapi prasangka buruk telah diberikan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah:
"Jika prasangka buruk terhadap seorang Muslim terbetik di hati, maka perhatian yang lebih harus diberikan kepadanya dan harus didoakan kebaikan untuknya. Karena hal itu akan membuat setan marah dan menjauh, sehingga prasangka buruk tidak dilemparkan kepadamu, karena khawatir Anda malah akan sibuk mendoakan kebaikan untuknya dan lebih memperhatikannya."
(Mukhtashor Minhajul Qoshidin, hal. 172).
Nasihat ini mengajarkan bahwa ketika kita mulai memiliki prasangka buruk terhadap seseorang, kita harus segera mengubahnya menjadi doa dan perhatian yang lebih kepadanya. Dengan cara ini, setan akan menjauh karena tidak ingin kita malah mendapatkan pahala dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Sering kali, kita mudah melihat keburukan orang lain tetapi lupa akan kekurangan diri sendiri. Robi’ bin Khutsaim rahimahullah telah menyatakan:
"Diriku saja tidak puas denganku, maka mengapa aku ditinggalkan, lalu orang lain dicela?! Sungguh dosa-dosa orang lain ditakuti oleh para hamba kepada Allah, tapi dosa-dosa mereka sendiri dirasa aman dari Allah."
(Syu’abul Iman, Al-Baihaqi, 10/57).
Ini adalah peringatan agar kita lebih fokus dalam memperbaiki diri daripada mencari kesalahan orang lain. Jika kita benar-benar takut kepada Allah, maka seharusnya yang lebih kita khawatirkan adalah dosa-dosa kita sendiri, bukan kesalahan orang lain.
Jika kita merasa mulai memiliki prasangka buruk terhadap seseorang, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
Mohon ampun kepada Allah karena telah membiarkan hati dipenuhi prasangka buruk.
Gantilah prasangka buruk dengan doa yang baik. Misalnya, jika kita merasa iri atau tidak suka kepada seseorang, doakan agar ia mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari Allah.
Jangan sampai prasangka buruk berubah menjadi ghibah atau fitnah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menceritakan segala yang ia dengar.”
(HR. Muslim no. 5).
Daripada membuang waktu untuk memikirkan kesalahan orang lain, lebih baik kita fokus memperbaiki diri dan melakukan amal shalih.
Prasangka buruk adalah penyakit hati yang bisa merusak ukhuwah Islamiyah. Islam mengajarkan bahwa ketika prasangka buruk muncul, kita harus segera menggantinya dengan doa dan perhatian kepada orang tersebut. Fokuslah pada perbaikan diri sendiri, dan jangan mudah menilai hati orang lain, karena hanya Allah yang Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang selalu berpikir baik, menjaga lisan, dan menjauhi prasangka buruk. Aamiin.
Allahu Ta’ala a’lam bish-shawab.
Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih - Fikar Store