Fikar Store - Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Dari hadist diatas, shalat, ibaratkan tiang-tiang dari sebuah bangunan, jika tiang bangunan tersebut rusak, maka otomatis rusak pula bangunannya bahkan menjadikannya roboh. Mau dikatakan pondasi ataukah tiang, shalat adalah amalan yang paling pertama dihisab kelak. Bahkan jika sengaja maka dia telah kafir, yaitu keluar dari agama mulia ini.
Shalat adalah pembeda antara muslim dan kafir, dalam sebuah hadist dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَعَنْ جَابِرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، يَقُولُ : (( إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالكُفْرِ ، تَرْكَ الصَّلاَةِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 82]
Dalam hadist lain, dalam kitab shahih Muslim, dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu manyampaikan bahwa , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim No. 82)
Dari hadist-hadist diatas, kita ketahui bahwa begitu pentingnya amalan shalat ini. Karena shalat adalah tiang agama, secara otomatis shalat adalah bukti dari identitas keislaman seseorang, jika ia meninggalkannya dengan sengaja, maka ia keluar dari agama Islam. Bahkan saking pentingnya ibadah ini, sebagian dari para ulama bahkan mengkategorikan orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang murtad dan dihukumi orang murtad pada umumnya.
Shalat adalah rukun islam urutan kedua setelah syahadat. Sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah hadis yang disampaikan dari sahabat Abdullah ibn umar Radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu-, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Dalam satu amalan shalat, ada syahadat, ada shalawat, ada doa dalam ketundukan dan kerendahan dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Shalat adalah ibadah yang berisi berbagai macam cabang ibadah didalamnya. Itulah kenapa betapa butuhnya kita terhadap keutamaan-keutamaan dari amalan shalat ini. Dari sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar, terampuni dosa-dosa, surga, terangkat derajat kita, hingga menjauhkan dari sifat munafik.
Shalat adalah salah satu hak Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib kita penuhi. Ini adalah perjanjian antara hamba dan Tuhannya. Jika seorang meninggalkan shalat dengan sengaja maka ia termasuk orang yang mengabaikan dan menyepelekan hak Allah subhanahu wa ta’ala.
Demikian mari jadikan diri kita pribadi masing-masing agar menjadi seseorang yang tidak lalai dalam shalatnya dan terus memperbaiki kualitas shalatnya agar sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan mempelajari ilmu-ilmunya. Shalat seseorang tidak akan diterima sampai sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, maka dari itu kita harus berhati-hati. Semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang selalu memperhatikan shalatnya dan semoga tulisan ini bermanfaat. Fikar Store