Nahwu Wadhih - Persaudaraan dalam Islam bukan sekadar ikatan lahiriah, tetapi merupakan ikatan yang lebih dalam, menghubungkan hati, iman, dan tujuan hidup seorang mukmin. Dalam Al-Qur'an, sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:
وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang Mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya.”
(QS. Al-Hujurat: 9)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Persaudaraan dalam Islam mengajarkan bahwa setiap mukmin harus saling menjaga dan mendukung satu sama lain, terutama ketika ada perselisihan yang berpotensi merusak keharmonisan umat. Menghidupkan nilai persaudaraan ini membutuhkan kebijaksanaan, kesabaran, dan ketulusan hati untuk saling menasihati serta menjaga kerukunan.
1. “Ketahuilah bahwasanya orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara”
Salah satu contoh indah dari persaudaraan yang tulus dapat kita lihat dalam cerita Khalil bin Ahmad yang melepaskan sandalnya demi berjalan bersama temannya yang sandalnya rusak. Hal ini dilakukan sebagai bentuk empati dan penghiburan agar saudaranya tidak merasa sendiri dalam kesulitan. Kisah lainnya adalah tentang seorang pemuda yang tanpa pamrih menggendong seorang tua yang bukan kerabatnya di Arafah, menunjukkan kasih sayang yang ikhlas atas dasar iman.
2. Damaikanlah Perselisihan Di Antara Mukmin
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menjadi pendamai dalam perselisihan antar saudara, sebagaimana firman-Nya:
فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Dalam menjalankan peran sebagai penengah, seorang mukmin harus melibatkan ketakwaan agar niatnya murni dan tindakannya mendapat balasan kebaikan dari Allah. Perselisihan dalam kehidupan adalah hal yang lumrah, namun Islam menganjurkan agar perselisihan segera diselesaikan dengan kasih sayang dan penuh kebijaksanaan, sehingga ukhuwah tetap terjaga.
3. Damaikanlah diatas ketakwaan
Menjadi pendamai juga berarti mengedepankan ketakwaan kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan bertakwalah kepada Allah dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Allah berjanji akan memberikan jalan keluar bagi mereka yang bertakwa. Dengan ketakwaan, seseorang dapat menghindari tindakan yang memicu konflik atau memperburuk situasi. Menjadi seorang yang adil dalam mendamaikan adalah tanda ketakwaan, dan menghindarkan diri dari fitnah, ghibah, serta namimah yang bisa mengoyak persatuan.
4. Pahala bagi yang mendamaikan dan dosa bagi pemecah belah
Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang mendamaikan saudara-saudaranya, sebagaimana dalam firman-Nya:
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.”
(QS. An-Nisaa’: 114)
Sebaliknya, dosa besar diberikan kepada mereka yang menyulut perpecahan di antara sesama mukmin. Mengadu domba, bergunjing, dan menyebar fitnah adalah tindakan yang hanya merusak ukhuwah serta menjauhkan kita dari rahmat Allah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga lidah dan menahan diri dari komentar yang merusak persatuan.
5. Keutamaan Memperbaiki Hubungan Sesama Mukmin
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ قَالُوْا بَلَى قَالَ إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ
“Maukah kukabarkan kepada kalian perkara yang lebih afdal dibandingkan derajat puasa, shalat, dan sedekah? Perbaikilah (hubungan) di antara sesama kalian.”
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Memperbaiki hubungan antara sesama mukmin lebih utama dari ibadah-ibadah individu, karena dampaknya yang positif terhadap kehidupan bermasyarakat. Rasulullah bahkan menyebutkan bahwa kerusakan hubungan dapat merusak agama, sehingga mendorong kita untuk menghindari tindakan yang dapat meretakkan persaudaraan.
Persaudaraan sesana kaum muslimin adalah amanah yang harus kita jaga. Dengan memperkuat persaudaraan, kita memperkuat ikatan iman dan menjadikan kehidupan bermasyarakat penuh dengan kasih sayang. Semoga kita senantiasa menjadi bagian dari mereka yang mendamaikan, menjaga ukhuwah, dan meraih keberkahan Allah melalui ketakwaan dan perbaikan hubungan antar mukmin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store