Al-arabiyah linnasyiin - Di era digital saat ini, informasi dapat dengan sangat cepat menyebar melalui berbagai media dalam era digital. Tetapi, tidak semua informasi yang beredar itu benar dan sering kali penggunaan informasi fakta bisa disesatkan untuk mempengaruhi opini publik ke arah yang salah. Bagaimana cara kita menghindari agar tidak terperangkap dalam berita manipulatif semacam ini? Artikel ini akan membicarakan bagaimana penyebaran informasi dapat menyesatkan, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan rasa kritis serta tidak mudah terpengaruh.
Manipulasi Opini Publik: Fakta yang Dibelokkan
Manipulator opini publik sering kali menggunakan teknik yang bersifat “disinformasi” yaitu kombinasi antara fakta dan kebohongan, untuk mengubah pandangan masyarakat. Walaupun mereka menyajikan fakta yang benar, cara penyampaian informasi tersebut dapat membingkai fakta dalam konteks yang menyesatkan. Teknik ini dikenal sebagai “framing” atau pembingkaian informasi. Sebagai contoh, menekankan satu aspek tertentu dari fakta sambil mengabaikan aspek lainnya yang membuat publik lebih terfokus pada bagian yang menimbulkan ketakutan atau kekhawatiran, sehingga opini mereka bisa diarahkan sesuai dengan keinginan manipulator.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, kenapa sebuah fakta sekalipun dapat Menyesatkan?
Masyarakat dapat tersesat oleh sebuah informasi faktual karena beberapa alasan:
Bias Konfirmasi: Orang cenderung mempercayai informasi yang sesuai dengan keyakinan mereka sendiri (mereka ingin mempercayai apa yang ingin dipercayai), bahkan jika informasi tersebut tidak sepenuhnya akurat.
Kombinasi antara Fakta dengan Hoaks: Ketika sebuah informasi faktual dicampur dengan kebohongan, masyarakat mungkin kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Pengaruh Otoritas: Jika informasi berasal dari sumber yang dianggap terpercaya atau yang memiliki pengaruh besar, publik cenderung menerima seluruh informasi tanpa memeriksa kebenaran bagian-bagian yang mungkin salah.
Pengulangan: Informasi yang diulang-ulang cenderung lebih dipercaya, terlepas dari kebenarannya.
Walaupun faktual dapat dengan cara penyampaian yang menyesatkan
Selain faktor-faktor di atas, cara penyampaian informasi juga dapat menyesatkan pemahaman masyarakat. Teknik seperti penggunaan bahasa emosional, pengaburan informasi, atau menyajikan statistik secara selektif adalah beberapa contoh cara yang sering digunakan untuk memengaruhi opini publik. Informasi yang diberikan tanpa konteks yang memadai atau disajikan di waktu yang tidak tepat juga bisa menyebabkan kesalahpahaman.
langkah-langkah untuk menghindari manipulasi
Agar tidak terjebak dalam manipulasi opini publik, ada beberapa langkah yang memungkinkan dapat kita ambil:
Perbanyak Literasi dan bersikap Kritis: Memperluas literasi media dan berpikir kritis sangat penting. Ini membantu kita mengenali teknik-teknik manipulasi dan membuat kita lebih waspada terhadap informasi yang kita terima.
Verifikasi Sumber Informasi: Pastikan informasi yang diterima berasal dari sumber yang kredibel. Jangan ragu untuk mencari informasi dari berbagai sumber agar mendapatkan perspektif yang lebih lengkap.
Kenali Teknik Manipulasi: Dengan memahami teknik manipulasi seperti framing atau penyajian statistik secara selektif, kita bisa lebih mudah mengenali upaya manipulasi.
Pelajari Latar Belakang Penyampai Informasi: Mengetahui biografi, latar belakang, dan jejak digital seseorang yang menyampaikan informasi dapat membantu kita menilai kredibilitas dan motif mereka. Ini bisa memberikan wawasan apakah informasi yang mereka sampaikan memiliki bias tertentu atau apakah mereka memiliki kepentingan pribadi dalam isu tersebut.
Diversifikasi Sumber Informasi: Jangan hanya bergantung pada satu sumber. Mencari berbagai perspektif dari sumber yang berbeda bisa membantu mengidentifikasi bias atau agenda tertentu.
Kendalikan Emosi: Manipulasi sering kali menargetkan emosi seperti ketakutan atau kemarahan. Mengendalikan emosi bisa membantu kita tetap objektif dalam menilai informasi yang sampai pada kita.
Gunakan Teknologi untuk Verifikasi: Manfaatkan alat-alat yang tersedia untuk memeriksa kebenaran informasi, seperti website pengecekan fakta dan aplikasi yang bisa mengidentifikasi berita palsu.
Di tengah derasnya arus informasi, penting bagi kita untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas. Literasi yang baik, sikap kritis, dan upaya untuk selalu memverifikasi sumber informasi dapat menjadi tameng yang kuat melawan manipulasi opini publik. Dengan demikian, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan.
Mengenal lebih dalam tentang latar belakang dan jejak digital penyampai informasi juga dapat membantu kita memahami motif di balik informasi yang disampaikan. Dengan langkah-langkah ini, kita bisa lebih tangguh dalam menghadapi berbagai upaya manipulasi dan lebih mampu mencari kebenaran di tengah tumpukan informasi yang ada. Dan ingat apa yang Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam katakan,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat)
Apapun metode para buzzer tersebut dalam menyampaikan informasi, kita harus hati-hati ketika menerima informasi dan jangan sampai kita langsung mempercayainya sebelum diverifikasi kebenaran, tujuan penyebaran informasi dan siapa yang menyebarkan informasi. Jika di antara diam dan berkata yang tidak bermanfaat kita disuruh memilih, maka pilihlah diam.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 74)
Semoga bermanfaat.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store