My Blog

  • 17-03-2025

Pentingnya Berterima Kasih Terhadap Sesama

Arabiyah linnasyiin -  Islam mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur, baik kepada Allah dan berterima kasih kepada manusia yang sebagai bentuk bersyukur kepada Allah azza wa jalla. Banyak orang yang telah berjasa dalam kehidupan kita, mulai dari orang tua, keluarga, guru, teman, hingga orang-orang yang mungkin tidak kita kenal, tetapi memberikan manfaat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menunjukkan rasa terima kasih kepada mereka. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ 

“Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud No. 4811, Ahmad No. 7926, dengan isnad sahih) 

Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah menjelaskan bahwa hadis ini memiliki dua makna: 

Orang yang belum bisa bersyukur kepada manusia, maka syukurnya kepada Allah belum sempurna. 

Orang yang tidak pandai bersyukur kepada manusia, maka ia juga tidak akan mampu bersyukur kepada Allah. (Lihat A’malul Qulub, hal. 310) 

Jika kita tidak mampu membalas kebaikan seseorang dengan perbuatan, maka minimal kita membalasnya dengan doa dan pujian. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

مَنْ أُعْطِيَ عَطَاءً فَوَجَدَ فَلْيَجْزِ بِهِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُثْنِ بِهِ، فَمَنْ أَثْنَى بِهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَمَنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ 

“Barangsiapa yang diberikan sebuah hadiah, lalu ia mendapati kecukupan, maka hendaknya ia membalasnya. Jika ia tidak mendapati (sesuatu untuk membalasnya), maka pujilah ia. Barangsiapa yang memujinya, maka sungguh ia telah bersyukur kepadanya. Barangsiapa menyembunyikannya, sungguh ia telah kufur.” (HR. Abu Dawud dengan sanad sahih, lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah No. 617) 

Bentuk pujian yang dianjurkan dalam Islam adalah dengan mengucapkan: 

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا 

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

“Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, lalu ia mengatakan kepada pelakunya, ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan),’ maka sungguh ia telah benar-benar meninggikan pujian.” (HR. Tirmidzi, lihat Shahih Al-Jami’ No. 6368) 

Dalam Islam, salah satu bentuk syukur yang paling ditekankan adalah bersyukur kepada kedua orang tua. Allah Ta’ala berfirman: 

أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ 

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14) 

Karena begitu banyak jasa dan kebaikan orang tua, sering kali kita tidak menyadari atau melupakannya. Seperti pepatah Arab mengatakan: 

كَثْرَةُ الْمِسَاسِ تُزِيلُ الإِحْسَاسِ 

“Terlalu sering berinteraksi, menghilangkan sensitivitas.” 

Maka, kita harus berusaha untuk tetap menghargai setiap pengorbanan dan kasih sayang mereka dengan berbakti, menghormati, dan mendoakan mereka. 

Seorang muslim yang memberikan kebaikan kepada orang lain hendaknya tidak mengharapkan balasan dari manusia, tetapi hanya mengharapkan pahala dari Allah. Allah Ta’ala berfirman: 

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ 

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7) 

Namun, jika kita adalah penerima kebaikan, maka sudah seharusnya kita berterima kasih dan mendoakan orang tersebut. 

Bersyukur kepada manusia adalah bagian dari kesempurnaan syukur kepada Allah. Oleh karena itu, hendaknya kita membiasakan diri untuk mengucapkan terima kasih, membalas kebaikan, atau setidaknya mendoakan orang yang telah berbuat baik kepada kita. Dengan demikian, kita tidak hanya membangun hubungan yang baik dengan sesama, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur. Aamiin. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store   

admin
Admin