Nahwu Wadhih - Ibadah merupakan konsep sentral dalam Islam. Ini adalah panggilan untuk merendahkan diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah azza wa jalla. Dalam bahasa Arab, ibadah berasal dari kata "ʿabd" yang berarti hamba atau budak. Dengan demikian, ibadah dapat diartikan sebagai segala bentuk perbuatan hamba dalam rangka menghambakan diri dan tunduk kepada Allah azza wa jalla.
Definisi ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada ritual-ritual formal seperti salat, puasa, zakat, dan haji, melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan seorang Muslim. Setiap tindakan yang dilakukan dengan niat mencari keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala dapat dikategorikan sebagai ibadah. Inilah yang menjadikan konsep ibadah dalam Islam sangat luas dan komprehensif.
Ibadah terbagi menjadi beberapa kategori yaitu ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Contoh ibadah hati (ibadah qalbiyah) meliputi rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut). Contoh ibadah lisan dan hati (ibadah lisaniyah qalbiyah) meliputi tasbih, tahlil, takbir, tahmid, dan syukur dengan lisan dan hati. Sedangkan contoh ibadah fisik dan hati (ibadah badaniyah qalbiyah) meliputi shalat, zakat, haji, dan jihad. Selain itu, masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan, dan badan.
Sesungguhnya kita semua diciptakan agar kita beribadah kepada-Nya, Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (Adz-Dzaariyaat/51: 56-58)
Dari hikmahnya penciptaan manusia dan jin adalah hanya untuk beribadah kepada-Nya dengan tunduk dan patuh tidak ada penambahan maupun pengurangan, tidak ada pembantahan maupun kreativitas dalam ritual ibadah. Barang siapa enggan beribadah kepada-Nya berarti dia sombong, barang siapa ia beribadah tetapi dengan selain dari apa yang disyariatkan-Nya berarti dia mubtadi’ (pelaku bidah), dan barang siapa beribadah mengesakan-Nya dengan beribadah hanya berdasarkan syariat-Nya berarti dia muwahid (seorang abdi yang mengesakan Allah)
Ssesungguhnya, ibadah dapat kita pahami dalam beberapa poin,
Ibadah merupakan perbuatan ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
Ibadah merupakan perbuatan yang menunjukkan ketundukan dan perendahkan diri dihadapan Allah Azza wa Jalla disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
Ibadah merupakan segala perbuatan apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang nampak maupun yang tersembunyi dalam hati.
Ibadah merupakan perkara yang dilandasi dua pondasi utama yaitu, ikhlas hanya kepada satu-satunya Tuhan yang esa, Allah subhanahu wa ta’ala yang terbebas dari segala bentuk kesyirikan, dan ittiba’, yaitu sesuai tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Ibadah dilandasi dalam tiga pilar utama, yaitu hubb (cinta), khauf (takut), raja’ (harapan). Berikut dalilnya,
يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ
Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cinta-nya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya’: 90)
Ibadah, memainkan peran penting dalam tazkiyah an-nafs (penyucian jiwa). Melalui ibadah, seorang Muslim berusaha mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan kualitas spiritual serta moral. Ibadah mendidik individu untuk bersikap jujur, sabar, disiplin, dan berakhlak mulia. Selain itu, ibadah juga membentuk rasa solidaritas dan persaudaraan antar sesama Muslim karena banyak ibadah yang dilakukan secara berjamaah seperti salat, puasa, dan haji.
Secara keseluruhan, ibadah adalah panggilan untuk merendahkan diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah. Dengan memahami makna sejati ibadah, kita dapat menjalani hidup dengan tujuan yang benar dan menghargai penciptaan kita, dan diharapkan setiap Muslim dapat menjalani hidupnya sebagai bentuk ibadah, mempersembahkan seluruh aktivitasnya sebagai amal shalih yang diridhoi oleh Allah Azza wa jalla. Hal ini menjadikan kehidupan seorang Muslim lebih bermakna dan terarah, menjunjung tinggi nilai-nilai ketakwaan dan kebenaran, serta meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga kita selalu beribadah dengan tulus dan ikhlas kepada Allah. Aamiin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store