My Blog

  • 09-02-2024

Pemimpin dan Rakyat: Cerminan Satu Sama Lain

Arabiyah linnasyiin - Pemimpin dan rakyat adalah dua komponen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemimpin memiliki kewajiban mengayomi dan melindungi rakyatnya, sekaligus wewenang untuk bertindak tegas demi terciptanya keberlangsungan hidup yang tertib, teratur dan aman. Sedangkan rakyat berkewajiban mentaati setiap peraturan dan kebijakan pemimpinnya.

Namun, pemimpin yang ideal bukanlah sesuatu yang ada begitu saja. Pemimpin sangat tergantung kepada seperti apa kualitas rakyat yang dipimpinnya. Sebuah kata hikmah menyatakan bahwa kalian akan dipimpin oleh orang yang seperti kalian. Faktanya, hampir semua jamaah atau kelompok masyarakat itu dipimpin oleh orang yang sesuai dengan kualitas kebaikan masyarakatnya. Jadi, setiap pemimpin adalah cerminan rakyatnya.

Seorang khalifah dari dinasti Bani Umayyah pernah mendengar perkataan buruk rakyatnya tentang khilafah yang dipimpinnya. Dalam pertemuan dengan para tokoh dan orang-orang yang berpengaruh dari rakyatnya, sang khalifah berkata, “Wahai rakyatku sekalian! apakah kalian ingin aku menjadi khalifah seperti Abu Bakar dan Umar?." Mereka pun menjawab, “ya”. Kemudian khalifah berkata lagi, “Jika kalian menginginkan hal itu, maka jadilah kalian seperti rakyatnya Abu bakar dan Umar! karena Allah Subhanahu wa ta’ala yang maha bijaksana akan memberikan pemimpin pada suatu kaum sesuai dengan amal-amal yang dikerjakannya. Jika amal mereka buruk, maka pemimpinnya pun akan buruk. Dan jika amal mereka baik, maka pemimpinnya pun akan baik.

Seorang pemimpin adalah sebenarnya cerminan dari rakyatnya. Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan bahwa jika rakyat bersikap lurus, maka akan lurus juga sikap penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika rakyat berbuat zholim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zholim.

Dalam al-Quran, Allah Ta’ala berfirman: 

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهٗ فَاَطَاعُوْهُ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ 

Maka, dia (Fir‘aun) telah memengaruhi kaumnya sehingga mereka patuh kepadanya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.(Qs. Az-Zukhruf :54)

Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menegaskan bahwa kaum Fir’aun adalah orang-orang fasik. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan orang yang seperti mereka sebagai penguasa mereka. Allah ta’ala juga berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Qs. As-Syûra :30)

Kezaliman seorang pemimpin karena adanya kezaliman di antara rakyat. Kezaliman merupakan bentuk musibah yang disebabkan oleh tangan rakyat, dan kitapun tidak bisa memungkiri hal ini. Jika kerusakan terjadi di suatu kaum, maka akan muncul pemimpin yang memiliki ciri khas dari kaum tersebut.

Hal ini merupakan di antara hikmah Allah ta’ala agar kita semua menjadi seorang hamba yang beriman dan bertakwa kepada-Nya agar lahir pemimpin yang adil, jujur, bijaksana dan selalu memenuhi hak Allah subahanahu wa ta’ala dan memenuhi hak rakyatnya. Jika seorang pemimpin benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala niscaya ia akan menjadi seorang pemimpin yang takut kepada Allah dan akan memenuhi hak-Nya dan hak rakyat. Mari kita renungkan firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’du : 11)

Demikian yang perlu kita lakukan adalah berinstropeksi diri dan jangan menyalahkan pemimpin. Karena pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Jika ingin negara kita menjadi lebih baik maka yang harus kita lakukan adalah berinstropeksi diri, jauhi maksiat, yaitu segala hal yang tidak Allah sukai dan menjaga hak-hak Allah, yaitu beriman dan bertakwa hanya kepada Allah ta’ala tanpa ada unsur kesyirikan sedikitpun dan kemudian menjadi pribadi yang saling menasihati dan menerima nasihat.

Dengan demikian, pemimpin dan rakyat saling mempengaruhi satu sama lain. Adanya pemimpin yang baik karena ada rakyat yang baik. Dan pemimpin yang buruk ada karena rakyatnya yang buruk. Oleh karena itu, setiap rakyat harus berusaha untuk menjadi lebih baik agar mendapatkan pemimpin yang baik.

Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store

admin
Admin