Al-arabiyah linnasyiin - Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan rizki dalam dua bentuk: rizki duniawi dan rizki ukhrawi. Rizki duniawi mencakup kebutuhan fisik dan materi yang dinikmati semua makhluk, termasuk orang-orang yang tidak beriman, bahkan binatang. Namun, rizki duniawi ini hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, yang bisa diberikan kepada siapa saja tanpa membedakan iman seseorang. Bahkan seringkali orang-orang kafir memperoleh lebih banyak perolehan duniawi daripada orang yang beriman.
Karena itu, seorang mukmin tidak seharusnya hanya berfokus mengejar rizki yang Allah sediakan di dunia. Jika hidup seorang muslim hanya diarahkan untuk mengejar harta dan kesuksesan duniawi, maka tidak ada perbedaan nyata antara dirinya dan mereka yang jauh dari keimanan. Yang membedakan seorang mukmin sejati adalah niatnya dalam mencari rezeki dunia. Bagi seorang mukmin, mencari nafkah adalah bagian dari ibadah dan sarana untuk mendapatkan keridhaan Allah, serta sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.
Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengingatkan bahwa bagi seorang mukmin, harta dan kesenangan dunia bukanlah tujuan akhir. Seorang mukmin memandang setiap harta yang dimilikinya sebagai sarana untuk berbuat baik, membantu sesama, dan memperkuat ketakwaannya. Rizki dunia dimanfaatkan bukan untuk kepuasan pribadi semata, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mempersiapkan bekal akhirat.
Dalam Islam, ada anjuran bagi kaum muslimin untuk mensyukuri setiap rizki yang diterima. Salah satu wujud rasa syukur ini adalah dengan berbagi kepada orang lain, baik melalui zakat yang wajib, maupun infak dan sedekah yang sunnah. Infak yang wajib meliputi zakat, nafkah kepada keluarga, dan perawatan terhadap binatang peliharaan. Sementara itu, infak sunnah dapat diberikan di berbagai jalan kebaikan yang bermanfaat bagi umat dan mengharap ridha Allah.
Seorang mukmin yang menyadari bahwa rizki adalah ketetapan Allah akan mampu menghadapi ujian dunia dengan hati yang tenang. Di tengah naiknya harga kebutuhan atau krisis lainnya, seorang muslim sejati tidak mudah gelisah atau cemas. Sebaliknya, ia berserah diri kepada Allah, meyakini bahwa segala cobaan adalah bagian dari rencana Allah. Dengan sikap tawakal, ia akan menghindari tindakan merusak atau memecah belah persatuan umat. Sebagai gantinya, ia lebih memilih upaya yang produktif dan bermanfaat, sesuai syariat.
Sementara rizki duniawi dapat datang kepada siapa saja, rizki ukhrawi adalah anugerah istimewa dari Allah untuk hamba-hamba yang Allah cintai. Rizki ukhrawi ini mencakup keimanan yang kokoh, ketaatan dalam ibadah, dan perasaan cinta, takut, serta harapan hanya kepada Allah. Nilai dari rizki ukhrawi jauh melampaui harta benda dunia. Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya sungguh-sungguh berupaya untuk memperolehnya, dengan memohon pertolongan kepada Allah agar kehidupan yang dijalani penuh berkah dan ridha-Nya.
"Nas’alullah lana wa lakum at-Taufiq." — Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store