Arabiyah linnasyiin - Mari kita renung dan perhatikan hadist qudsi yang mulia berikut:
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ ، عَنْ رَبِيْعَةَ بْنِ يَزِيدَ ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ ؛ فِيمَا رَوَى عَنِ اللهِ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - ، أنَّهُ قَالَ : ❲ يَا عِبَادِي ! إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً ، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ ، فَاسْتَهْدُونِي ؛ أهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ ، فَاسْتَطْعِمُونِي ؛ أُطْعِمْكُمْ .
يَا عِبَادِي ! كُلُّكُمْ عَارٍ إلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أكْسُكُمْ ، يَا عِبَادِي ! إنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً ، فَاسْتَغْفِرُونِي ؛ أغْفِرْ لَكُمْ . يَا عِبَادِي ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي ، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي . يَا عِبَادِي ! لَوْ أَنَّ أوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ ، وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ ؛ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شيئاً .
يَا عِبَادِي ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ ، وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ ؛ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِركُمْ ، وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ ، فَسَأَلُونِي ، فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْألَتَهُ ؛ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ .
يَا عِبَادِي ! إنَّما هِيَ أعْمَالُكُمْ ؛ أُحْصِيهَا لَكُمْ ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا ، فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً ؛ فَلْيَحْمَدِ اللهَ ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ ؛ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إلاَّ نَفْسَهُ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ [٢٥٧٧]
قَالَ سَعِيدٌ : كَانَ أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ إِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ ; جَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ.
Dari Said bin Abdul Aziz dari Rabi'ah bin Yazid dari Abu Idris Al-Khawlani dari Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai apa yang Beliau riwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta'ala, bahwasanya Allah berfirman: "Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian.
Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua sesat, kecuali siapa yang Aku beri petunjuk. Maka hendaklah kalian meminta petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan petunjuk kepada kalian.
Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua lapar, kecuali orang yang Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan makan kepada kalian.
Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua telanjang, kecuali siapa yang Aku beri pakaian. Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan pakaian kepada kalian.
Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu melakukan kesalahan pada malam dan siang hari, dan Aku akan mengampuni semua dosa. Maka mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan kepada kalian.
Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan sanggup untuk memberikan mudharat kepada-Ku dan tidak pula sanggup memberi manfaat kepada-Ku.
Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dan yang terakhir, manusia maupun jin, semuanya mempunyai hati yang sama seperti hati orang yang paling bertakwa di antara kalian, niscaya hal itu tidak akan menambah sedikit pun dari kebesaran kerajaan-Ku.
Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dan yang terakhir, manusia maupun jin, semuanya mempunyai hati yang sama seperti hati orang yang paling keji di antara kalian, niscaya hal itu tidak akan mengurangi sedikit pun dari kebesaran kerajaan-Ku.
Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dan yang terakhir, manusia maupun jin, semuanya berada di suatu tanah lapang, lalu tiap-tiap mereka mengajukan permohonan kepada-Ku dan Aku pun mengabulkan permohonan masing-masing dari mereka, niscaya hal itu sama sekali tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali seperti air yang terambil pada sebatang jarum apabila ia dimasukkan ke lautan.
Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya semua itu adalah amal perbuatan kalian. Dan semua itu akan Aku perhitungkan untuk kalian dan Aku akan memberikan balasan yang sempurna kepada kalian atasnya. Maka itu, barang siapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah dia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, sedangkan barang siapa yang mendapatkan selain dari itu, maka hendaklah dia tidak mencela kecuali dirinya sendiri." (HR. Muslim)
Hadist qudsi yang mulia ini mengagungkan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Tuhan yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi, Maha Pengampun, dan Maha Berkuasa. Hadist ini juga mengajarkan kita tentang sikap-sikap yang harus kita miliki sebagai hamba-hamba-Nya, yaitu tidak berbuat zalim, meminta petunjuk, meminta rezeki, meminta pakaian, meminta ampun, tidak sombong, bersikap adil, dan bersyukur. Semua itu adalah amal perbuatan kita yang akan Allah perhitungkan dan memberikan balasan yang sempurna. Maka barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allah, sedangkan barang siapa yang mendapatkan selain dari itu, hendaklah dia tidak mencela kecuali dirinya sendiri.
Allah memberi kita kesempatan dan pilihan, mau kemanapun kita dberikan pilihan. Surga dan neraka sama-sama dekat. Untuk masuk surga perlu usaha dan pengorbanan. Untuk masuk neraka perlu rela melepaskan iman, rela melepaskan semua kecantikan yang seharusnya didapatkan di akhirat, yaitu disurga yang jutaan kali jauh lebih baik, dia rela untuk masuk neraka, menuruti hawa nafsunya, dan inilah pilihan yang sangat merugikan. Maka orang yang mendapatkan kebaikan, bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mendapatkan keburukan jangan menyalahkan apapun kecuali dirinya sendiri.
Semoga kita termotivasi untuk lebih giat beribadah dengan ikhlas dan totalitas. Karena sebenarnya kita sedang berjuang, kita sedang dalam proses, yaitu perjuangan dalam mencapai surga Allah jalla jalaluhu. Lama-kelamaan, langkah kita akan berhenti, nafas kita pun akan terengah-engah, kemudian kita tidak akan bisa bernafas lagi, untuk menambah satu sujud pun kita tidak akan sanggup. Dan maka sebelum semua itu datang, berlomba-lombalah, bersemangatlah, bersunguh-sungguhlah! Utamakan waktu, bukan mencari waktu, kalau ada waktu. Tapi memang waktu kita itu untuk beribadah, semuanya. Mencari dunia pun, niatkan untuk Allah Jalla Jalaluh.
Semoga Allah memberikan kita hidayah, taufik, dan inayah-Nya untuk mengamalkan hadist ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.
Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store