My Blog

  • 16-05-2024

Pahala Terus Mengalir Layaknya Pasive Income

Nahwu Wadhih -   Dalam kehidupan ini, banyak dari kita yang berlomba-lomba mencari passive income, yaitu penghasilan yang terus mengalir tanpa perlu bekerja keras setiap saat. Kita membayangkan betapa nyamannya hidup dengan penghasilan yang terus menerus masuk ke rekening, sementara kita bisa menikmati waktu dengan berjalan-jalan atau melakukan hobi. Namun, pernahkah kita berpikir untuk mengumpulkan ‘passive income’ untuk kehidupan akhirat kita? 

Islam mengajarkan bahwa ada ‘passive income’ yang lebih abadi dan bernilai tinggi, yaitu amalan yang terus mengalir pahalanya meskipun kita telah tiada. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ  

Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah, Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, Anak shalih yang ia tinggalkan, Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan, Masjid yang ia bangun, Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun, Sungai yang ia alirkan, Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup, Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.” (HR. Ibnu Majah,  Al-Baihaqi) 

Dalam hadist lain, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam merincikan amal jariyah menjadi tiga, 

“إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ” 

“Apabila anak Adam meninggal, akan terputus darinya seluruh amalan kecuali pada tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim 4310) 

Mari kita bahas satu per satu ‘investasi akhirat’ ini: 

Sedekah Jariyah: Ini adalah amal kebaikan yang manfaatnya terus berlanjut meskipun kita telah meninggal dunia. Contohnya adalah membangun masjid, sumur, atau fasilitas umum yang terus digunakan oleh orang banyak. 

Ilmu yang Bermanfaat: Ketika kita mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, dan ilmu tersebut terus diamalkan, maka kita akan terus mendapatkan pahala. Ini bisa berupa mengajar Al-Qur’an, pengetahuan agama, atau keterampilan yang membantu orang lain dalam kehidupan mereka. 

Anak Shalih yang Mendoakan: Mendidik anak-anak agar menjadi individu yang shalih dan berbakti adalah investasi jangka panjang. Doa anak yang shalih untuk orang tuanya adalah sumber pahala yang tidak terputus. 

Jika kita tidak bisa melakukan ketiganya, setidaknya usahakan untuk tidak terlewatkan dari salah satunya. Tidak semua orang memiliki kesempatan atau kemampuan untuk melakukan ketiga amalan tersebut, namun setiap usaha kecil yang kita lakukan dengan niat yang tulus akan tercatat sebagai amal jariyah kita. 

Dengan memahami konsep ‘passive income’ untuk akhirat, maka mari jadikan tiap-tiap diri kita untuk lebih bersemangat dalam beramal. Kita tidak hanya fokus pada kesenangan dunia yang sementara, tetapi juga berinvestasi untuk kebahagiaan yang kekal di akhirat. Semoga kita menjadi orang-orang yang bijak dalam memanfaatkan waktu dan rezeki yang Allah berikan untuk berinvestasi di dunia dan akhirat. Amin. 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store   

admin
Admin