Kitab tashrif - Saudara-saudara seiman sekalian yang semoga dimuliakan Allah, agama Islam adalah agama yang berdiri di atas dalil yang jelas. Setiap ibadah yang kita lakukan haruslah memiliki dasar yang kuat dari Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebab, tanpa dalil, amalan kita menjadi tidak sah, bahkan tertolak. Maka, jangan pernah meremehkan pentingnya mengetahui dalil dalam beragama.
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita dengan sangat jelas dalam haditsnya:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Hadits ini adalah peringatan agar kita tidak sembarangan menambah-nambah (membuat amalan-amalan) dalam agama atau melakukan amalan yang tidak ada tuntunannya. Apa yang sudah dicontohkan Rasulullah ﷺ sudah cukup sebagai panduan sempurna untuk kita. Menambah sesuatu dalam ibadah atau melakukannya tanpa dalil yang sahih adalah bukti dari kesalahan dalam memahami agama.
Bahkan orang awam sekalipun lebih butuh dalil
Ada sebagian orang yang mungkin berkata, “Orang awam tidak perlu tahu dalil.” Pernyataan seperti ini merupakan pernyataan yang sangat menyesatkan dan bisa menjauhkan umat dari pemahaman yang benar tentang agama, menjauhkan umat dari Al-Quran dan As-Sunnah. Ini sungguh pernyataan yang keji. Setiap muslim, meski tidak memiliki pengetahuan lebih banyak, tetap diwajibkan untuk mengetahui dasar-dasar agama dan dasar dari ibadah yang ia lakukan.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mempelajari dasar-dasar agama, minimal agar kita tahu dasar suatu amalan, perbuatan, dan aqidah apakah berasal dari Rasulullah dan para sahabat ataukah tidak. Dalil adalah bukti, penguat, dan pemandu yang menuntun kita untuk beribadah sesuai tuntunan yang benar. Tanpa dalil, bagaimana kita yakin bahwa amalan kita diterima? Bagaimana kita yakin bahwa amalan tersebut sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ?
Padahal Allah azza wa jalla berfirman,
لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Ma'idah: 3)
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwasanya Islam sudah sempurna. Tidak ada yang perlu ditambah atau dikurangi. Setiap ibadah yang tidak memiliki dalil dari Al-Qur'an atau sunnah adalah sesuatu yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni.
Pahamilah dalil agar sesuai dengan pemahaman salafusshalih
Ketika kita mengatakan bahwa setiap muslim perlu tahu dalil, bukan berarti setiap orang harus menjadi ahli agama yang mampu menafsirkan ayat dan hadits dengan mendalam karena setiap manusia diberkahi dengan kemampuan yang berbeda walau kita semua wajib mempelajari ilmu agama. Namun, minimal kita memahami apa yang mendasari ibadah yang kita lakukan jika kita memang orang awam.
Misalnya, ketika kita mengerjakan shalat, kita perlu mengetahui bahwa perintahnya berasal dari Al-Qur'an dan cara shalatnya dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ. Dengan demikian, shalat kita tidak hanya menjadi rutinitas tanpa makna, tetapi ibadah yang kita pahami dan yakini benar karena telah dijelaskan dengan dalil yang sahih.
Berpegang Teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah
Saudaraku, janganlah kita terlalu bergantung pada pendapat siapa pun tanpa membandingkannya dengan dalil dari Al-Qur'an dan sunnah. Bahkan, para ulama besar pun berpesan kepada murid-murid mereka untuk meninggalkan pendapat mereka jika bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits.
Imam Malik rahimahullah pernah berkata, “Setiap perkataan bisa diterima atau ditolak kecuali perkataan Nabi ﷺ.”
Ini adalah sikap yang benar dalam beragama, yaitu senantiasa kembali pada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah ﷺ. Jika kita mengikuti ibadah atau amalan yang tidak memiliki dalil, maka kita justru terjebak dalam kesesatan.
Islam adalah agama dalil bukan agama berdasarkan logika karena logika setiap orang berbeda
Islam adalah agama yang sempurna, dan kesempurnaannya terletak pada kebenaran dan dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan sunnah. Maka, kita sebagai umat muslim jangan sampai meremehkan dalil dalam setiap amalan yang kita lakukan. Kewajiban mengetahui dalil adalah bentuk rasa tanggung jawab kita dalam menjalankan agama, agar kita terhindar dari amalan yang sia-sia.
Semoga Allah selalu membimbing kita untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunnah serta menjauhkan kita dari segala amalan yang tidak memiliki dasar dari keduanya. Mari kita pelajari agama ini dengan ilmu yang benar dan ikhlas agar amal kita diterima oleh-Nya. Aamiin.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store