Kitab tashrif - Hidup ini sejatinya adalah perjalanan yang pada akhirnya akan kita tempuh seorang diri. Sebanyak apa pun teman, keluarga, dan sahabat yang kita miliki, ada fase dalam kehidupan di mana kita akan menghadapi segalanya sendirian. Tidak ada yang akan menemani dalam kubur dan tidak ada yang dapat membantu di hadapan pengadilan Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan dalam firman-Nya bahwa manusia akan kembali kepada-Nya seorang diri, sebagaimana ia diciptakan pertama kali seorang diri:
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ ٱلَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَآءُ ۚ لَقَدِ ٱنقَطَعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنكُم مَّا كُنتُمْ تَزْعُمُونَ
"Dan sungguh, kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu apa yang telah Kami karuniakan kepadamu. Kami tidak melihat para pemberi syafaatmu yang kamu anggap sekutu-sekutu (bagi Allah) di antara kamu. Sungguh, telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah)."
(QS. Al-An'am: 94)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang dapat menolong kita di hari kiamat. Segala yang kita banggakan di dunia—harta, keluarga, jabatan, dan status sosial—semuanya akan ditinggalkan.
Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata:
"Aku dulu di dalam perut ibuku sendirian, dan aku keluar ke dunia sendirian, serta aku pun akan mati sendirian. Aku masuk ke dalam kubur sendirian, dan aku pun akan ditanya sendirian. Aku akan dibangkitkan dari kuburku sendirian dan aku pun akan dihisab sendirian. Jika aku masuk Surga, aku masuk sendirian, dan jika aku masuk Neraka, aku pun masuk sendirian. Maka pada tempat-tempat ini tidak ada seorang pun yang dapat memberikan manfaat bagiku, maka apa pedulinya aku dengan manusia."
(Iiqaazhul Himam Syarah Matan al-Hikam I/176 oleh Ibnu 'Ajiibah)
Ucapan ini mengajarkan bahwa setiap manusia harus mempersiapkan dirinya untuk menghadapi perjalanan panjang menuju akhirat. Tidak ada yang akan menemani kita di alam kubur, tidak ada yang akan berbicara atas nama kita ketika dihisab di hadapan Allah.
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:
"Wahai anak Adam, ketahuilah bahwa engkau akan mati sendirian, dan juga akan masuk ke dalam kuburmu sendirian. Engkau akan dibangkitkan sendirian, dan engkau pun akan dihisab sendirian. Wahai anak Adam, jika seandainya seluruh manusia taat kepada Allah, sedangkan engkau bermaksiat, maka ketaatan mereka itu tidaklah memberikan manfaat kepadamu."
(Bahrud Dumuu' hal 81)
Ketika seseorang meninggal, hanya amal salehnya yang akan menyertainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
"Tiga hal yang mengikuti mayit: keluarganya, hartanya, dan amalnya. Dua hal akan kembali, dan satu hal akan tetap bersamanya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap bersamanya."
(HR. Bukhari No. 6514, Muslim No. 2960)
Hadits ini mengingatkan bahwa keluarga dan harta hanya menemani seseorang sampai ke liang lahat, setelah itu mereka akan pergi. Hanya amal yang akan tetap menemani dan menjadi penentu keselamatan seseorang di akhirat.
Karena semua manusia akan kembali sendiri seperti ketika ia dilahirkan, maka tidak perlu terlalu memikirkan pandangan manusia. Apakah manusia akan memuji atau mencela, tidak ada manfaatnya jika Allah murka kepada kita. Yang lebih penting adalah bagaimana hubungan kita dengan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
"Barang siapa yang mencari ridha Allah meskipun manusia membencinya, maka Allah akan mencukupinya dari gangguan manusia. Dan barang siapa yang mencari ridha manusia dengan membuat Allah murka, maka Allah akan menyerahkannya kepada manusia."
(HR. Ibnu Hibban No. 276)
Setiap kita akan menghadapi perjalanan akhirat seorang diri. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali amal saleh yang kita lakukan di dunia. Maka, jangan terlalu peduli dengan pandangan manusia, tetapi fokuslah pada bagaimana Allah menilai diri kita.
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk selalu beramal saleh dan menjaga hubungan dengan-Nya.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store