Kitab tashrif - Rasa gelisah merupakan perasaan yang dapat selalu menghantui banyak orang. Ketakutan akan masa depan yang tidak pasti sering kali mencuri kebahagiaan yang seharusnya kita nikmati hari ini. Menghabiskan waktu dengan rasa gelisah tidak akan mengubah apa yang akan terjadi di masa depan. Justru, perasaan tersebut hanya akan merusak ketenangan dan kebahagiaan kita saat ini.
Kehidupan yang tenang dan bahagia adalah dambaan banyak orang. Meskipun standar kebahagiaan bersifat relatif, ada beberapa kunci yang bisa membantu kita meraih ketenangan dan kebahagiaan. Berikut adalah beberapa kunci hidup tenang dan jauh dari kegelisahan yang bisa kita semua terapkan.
Seringkali rasa gelisah muncul ketika kita merasa kurang atas apa yang dimiliki. Padahal, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Menerapkan rasa syukur bisa menjadi kunci untuk hidup lebih tenang dan jauh dari kegelisahan. Cobalah untuk mensyukuri apa yang kita semua miliki saat ini, seperti kesehatan, makanan yang enak, dan kelancaran pekerjaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4:278. Dihasankan Syaikh Al-Albani, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667).
Selanjutnya, jangan bawa amarah ketika tidur. Amarah dan pengalaman buruk yang terbawa ke alam bawah sadar saat tidur dapat memengaruhi kesehatan, terutama kesehatan otak. Sebelum tidur, luangkan waktu untuk menenangkan pikiran dan lepaskan pikiran negatif. Maka berpikir positif adalah salah satu kunci hidup tenang, walaupun tidak semua orang dapat melakukan hal tersebut namun setidaknya kita harus buang jauh-jauh pemikiran-pemikiran yang menjadikan kita semua gelisah, tidak tenang, dan amarah. Hindari overthinking dan berprasangka buruk terhadap apa yang belum tentu terjadi dan sudah terlewat.
Kemudian jangan lupa untuk meminta maaf. Meskipun kita tidak di posisi yang melakukan kesalahan, akan tetapi jangan lupa bahwasanya kita semua adalah manusia yang dapat tergelincir dalam kesalahan. Maka yang harus kita lakukan adalah meminta maaf dengan tujuan menyelesaikan masalah bukan mengemis merendahkan diri. Jadi meminta maaf bukanlah perbuatan yang rendah, meminta maaf merupakan tanda bijaknya dan jujurnya seseorang. Selain itu jangan lupa tanyakan kepada orang yang memiliki masalah dengan kita apakah kita memiliki kesalahan padanya.
Selain berusaha, kita juga harus memperbanyak doa. Doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Allah, memohon petunjuk dan perlindungan-Nya. Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita sebuah berdoa agar dijauhkan dari rasa gelisah dan kesedihan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari perasaan gelisah dan bersedih..” (HR. Bukhori: 2893)
Rasa gelisah hanya akan mencuri kebahagiaan kita saat ini tanpa memberikan manfaat apapun. Dengan menumbuhkan rasa tawakkal, memperbanyak doa, mengakui kesalahan dalam hati kemudian meminta maaf dan selalu bersyukur, insya-Allah kita akan selalu merasa tenang dan bahagia. Mari kita buang rasa gelisah dari hati kita dan serahkan semua urusan kepada Allah azza wa jalla. Dengan begitu, kedamaian dan kebahagiaan akan selalu menghiasi hati kita.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store