My Blog

  • 11-03-2025

Obat bagi Sifat Rakus dan Tamak

Kitab tashrif -  Ketahuilah bahwasanya ada cara menghilangkan sifat rakus dan tamak,  yaitu dengan tiga unsur utama sabar, ilmu, dan amal. Secara keseluruhan, langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut.  

-Efisiensikan pengeluaran dan Arif dalam Membelanjakan Harta 

Hendaknya seseorang bersikap sederhana dalam hidup dan tidak boros dalam membelanjakan hartanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra: 26-27) 

-Tidak Khawatir Berlebihan terhadap Masa Depan 

Jika seseorang telah mendapatkan kebutuhan yang mencukupinya, maka dia tidak perlu merasa gusar memikirkan masa depan. Hendaknya dia membatasi harapan-harapannya dan yakin bahwa rezeki sudah ditentukan oleh Allah. Jika satu pintu rezeki tertutup, Allah akan membukakan pintu lain untuknya. 

Allah Ta’ala berfirman: 

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَآبَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 

"Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-‘Ankabut: 60) 

-Memahami bahwa Qana'ah adalah Kemuliaan 

Orang yang merasa cukup (qana'ah) adalah orang yang mulia, sementara kerakusan dan ketamakan merupakan tanda kehinaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

"Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya." (HR. Muslim no. 1054) 

Barang siapa yang lebih mementingkan hawa nafsunya dibandingkan kemuliaan dirinya, berarti dia adalah orang yang lemah akalnya dan tipis imannya. 

-Meneladani para Nabi dan Orang-Orang Shalih 

Seorang muslim hendaknya tidak tertipu dengan kehidupan orang-orang yang hanya mengejar dunia, tetapi hendaknya dia melihat para nabi dan orang-orang shalih. Mereka hidup sederhana dan tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia yang melalaikan. 

-Menjauhi Sikap Menumpuk Harta yang Berlebihan 

Menumpuk harta berlebihan bisa membawa dampak yang tidak baik, seperti lalai dari akhirat dan sibuk dengan urusan duniawi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat: 

أُنْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَأَنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ 

"Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, dan jangan melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian." (HR. Muslim no. 2963) 

Hadits ini berlaku dalam urusan dunia, sedangkan dalam urusan akhirat, hendaknya seorang muslim berlomba-lomba meraih derajat yang tinggi. 

- Kesabaran dalam Mengatasi Sifat Tamak 

Penopang utama untuk menghilangkan kerakusan dan ketamakan adalah sabar dan membatasi harapan duniawi. Seseorang hendaknya menyadari bahwa ujian kesabaran di dunia ini hanya sementara, sementara balasannya di akhirat adalah kenikmatan yang abadi. Seperti halnya seorang pasien yang harus menahan pahitnya obat demi mendapatkan kesembuhan, seorang mukmin harus bersabar dalam menjauhi kerakusan demi mendapatkan kebahagiaan akhirat. 

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang bersyukur, qana'ah, dan tidak tamak terhadap dunia. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store   

admin
Admin