My Blog

  • 08-01-2025

Nasihat untuk Merendahkan Hati Namun Tidak Berkecil Hati

Nahwu Wadhih - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapati dalam hati kita, perasaan iri melihat kemewahan atau kekayaan yang dimiliki orang-orang yang tidak beriman. Namun ketahuilah bahawasnya, Islam memberikan panduan yang jelas bagaimana kita seharusnya bersikap dalam menghadapi hal ini, sebagaimana firman Allah azza wa jalla dalam surat Al-Hijr: 

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ 

"Janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." 

(QS. Al-Hijr: 88) 

Sesungguhnya Allah Azza wa jalla mengingatkan kita agar tidak terpesona oleh kenikmatan dunia yang diberikan kepada sebagian orang yang tidak beriman. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara yang tidak layak untuk dijadikan tujuan utama hidup. Rasulullah ﷺ bersabda: 

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي اليَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ 

"Demi Allah, dunia dibandingkan dengan akhirat hanyalah seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya ke laut. Lihatlah, apa yang dia dapatkan?" (HR. Muslim) 

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ 

“Demi Allah, tidaklah dunia dibanding akhirat melainkan seperti jari salah seorang dari kalian yang dicelup -Yahya berisyarat dengan jari telunjuk- di lautan, maka perhatikanlah apa yang dibawa.” (HR. Muslim no. 2858) 

Allah memerintahkan kita untuk merendahkan diri kepada sesama orang beriman dan tidak berkecil hati di hadapan orang yang tidak beriman yang memiliki kelebihan dari segi status, harta dan lain sebagainya. Maka contohlah bagaimana penyikapan nabi kita alaihi shalatu wa sallam. 

Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam hal ini. Beliau tidak pernah merasa lebih tinggi dari umatnya tidak pula berkecil hati terhadap kelebihan-kelebihan harta dan status orang yang tidak beriman, beliau sering kali melebur bersama sahabatnya, hingga orang-orang yang baru mengenalnya pun sulit membedakan Beliau dari sahabat-sahabatnya. 

Kekayaan dunia tidak menjamin kebahagiaan hakiki. Maka, janganlah iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, apalagi jika hal itu diperoleh dengan cara yang tidak diridhai Allah azza wa jalla. 

Semoga kita senantiasa diberikan taufik untuk menjadi Muslim yang rendah hati, menghormati saudara seiman, dan menjaga pandangan kita dari hal-hal yang tidak membawa manfaat di akhirat. 

Wallahu a’lam bish-shawab. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih  - Fikar Store      

admin
Admin