My Blog

  • 08-10-2024

Nasihat untuk Mengendalikan Ego

Al-arabiyah linnasyiin -  Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada situasi di mana ego dan hawa nafsu mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak. Mungkin tanpa disadari, kita merasa selalu benar, sulit menerima kritik, dan kerap mencari kesalahan orang lain. Perilaku seperti ini adalah salah satu bentuk kejahatan diri yang bisa menggerogoti hati dan merusak hubungan dengan orang lain, serta menjauhkan kita dari akhlak mulia yang dianjurkan dalam Islam. 

Berikut adalah beberapa tanda bahwa kita perlu mawas diri dan segera berlindung dari kejahatan diri: 

Merasa Selalu Benar dan Orang Lain Salah Ketika kita mulai meyakini bahwa pendapat atau tindakan kita pasti benar, dan sebaliknya menganggap orang lain selalu salah, ini adalah salah satu bentuk kesombongan. Kesombongan ini bisa menghalangi kita untuk berkembang karena kita menutup diri dari pendapat yang berbeda dan enggan belajar dari kesalahan. 

Mudah Mengkritik, Sulit Menerima Kritik Menyampaikan kritik kepada orang lain mungkin terasa mudah. Namun, saat giliran kita yang dikritik, perasaan tidak nyaman atau bahkan marah kerap muncul. Ini adalah refleksi dari ketidakmampuan untuk menerima masukan dan memperbaiki diri. Padahal, kritik yang membangun sebenarnya adalah peluang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Gemar Mencari Kesalahan Orang Lain Ada kalanya, kita cenderung lebih fokus pada kelemahan dan kekurangan orang lain. Namun, di saat yang sama, kita tidak pernah siap saat kesalahan kita disorot. Sikap seperti ini menunjukkan ketidakadilan dalam bersikap, yang seharusnya kita hindari. 

Iri Terhadap Kesuksesan Orang Lain Ketika hati kita dipenuhi rasa senang saat berada di atas orang lain, tetapi menjadi sesak ketika melihat kesuksesan orang lain, ini adalah tanda bahwa kita belum ikhlas. Rasa iri atau dengki hanya akan merusak ketenangan hati dan menjauhkan kita dari rasa syukur. 

Di tengah berbagai kelemahan manusia yang telah disebutkan, ada satu hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari dan mengendalikan kejahatan diri ini: memohon perlindungan kepada Allah. Dalam doa khutbah al-hajah, terdapat permohonan yang sangat relevan dengan kondisi ini: 

وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا 

"Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita." 

Doa ini mengajarkan kita bahwa kejahatan diri adalah hal nyata yang dapat merusak diri kita sendiri, baik secara lahir maupun batin. Oleh karena itu, berlindung kepada Allah adalah jalan terbaik untuk mengatasi kejahatan tersebut. Hanya dengan bimbingan-Nya, kita bisa melihat kekurangan diri sendiri dan memperbaikinya. 

Nasihat yang penting dari tulisan ini adalah tentang pentingnya memiliki "cermin" dalam jiwa. Cermin ini memungkinkan kita melihat dengan jelas kesalahan, kelemahan, dan kekurangan diri, sehingga kita bisa memperbaikinya sebelum menilai orang lain. Introspeksi diri merupakan langkah penting dalam perjalanan menuju perbaikan akhlak dan karakter yang lebih baik. 

Beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk membangun introspeksi dalam diri: 

Sering-seringlah Bertanya pada Diri Sendiri 

Tanyakan apakah kita sudah adil dalam menilai orang lain, atau justru ego kita yang berbicara. Dengan sering merenung dan bertanya pada diri sendiri, kita bisa lebih jujur dalam menilai perilaku kita. 

Bersedia Menerima Kritik 

Jadilah pribadi yang terbuka terhadap kritik. Anggaplah kritik sebagai sarana untuk belajar dan berkembang. Jangan biarkan ego menghalangi kita untuk menerima masukan yang sebenarnya bisa membuat kita menjadi lebih baik. 

Hindari Rasa Iri dan Dengki 

Belajarlah untuk ikhlas dengan kesuksesan orang lain. Tanamkan dalam hati bahwa rezeki setiap orang sudah diatur oleh Allah, dan setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Dengan demikian, kita bisa lebih tenang dan bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. 

Semoga nasihat ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa kejahatan diri adalah musuh yang harus selalu diwaspadai. Jangan biarkan ego dan hawa nafsu mengendalikan kita, melainkan biarlah akhlak mulia dan ketakwaan yang menjadi pemandu dalam setiap langkah. Mari kita sama-sama memohon kepada Allah agar senantiasa memberikan kita cermin dalam jiwa, sehingga kita bisa melihat kekurangan diri, memperbaikinya, dan terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store 

admin
Admin