My Blog

  • 24-07-2025

Nasihat tentang Ketergantungan Hati kepada Allah dalam Mencari Rezeki

Nahwu Wadhih -   Janganlah Salah paham, rezekimu bukan dari manusia, tapi dari tuhanmu. 

Wahai jiwa yang sedang berjuang dalam kerasnya hidup, jangan salah paham… 
Rezekimu bukan berasal dari manusia, 
Bukan juga semata dari usaha dan kerja kerasmu, 
Tapi dari Tuhanmu, Allah Yang Maha Kaya dan Maha Memberi. 

Sesungguhnya, kita sering terjebak dalam ilusi sebab-akibat. Kita berpikir bahwa gaji adalah dari bos, bahwa dagangan laris karena strategi pemasaran, bahwa tabungan bertambah karena overtime kerja siang dan malam. Padahal semua itu hanyalah wasilah—jembatan semata. Yang sesungguhnya memberi rezeki adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rabb yang mengatur langit dan bumi. 

Rezeki Itu Datang dari Langit, Bukan dari Tangan Manusia 

Allah Ta'ala berfirman: 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا 
“Dan tidak ada satu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” 
(QS. Hud: 6) 

Tidak satu pun makhluk, dari semut kecil yang bersembunyi di balik batu, hingga manusia yang membangun gedung pencakar langit, melainkan rezekinya telah dijamin oleh Allah. 

Ingatlah, Allah tidak menjadikan rezeki tergantung pada pangkatmu, gelar akademismu, atau jaringan bisnismu. Bahkan, seekor burung yang keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar, lalu pulang dalam keadaan kenyang, itupun karena rezeki dari Rabb-nya, bukan karena kekuatan sayapnya. 

Rasulullah ﷺ bersabda: 

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا 
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, lalu kembali sore hari dalam keadaan kenyang.” 
(HR. At-Tirmidzi no. 2344, Hasan) 

Usaha Bukan Penentu, Tapi Bentuk Ibadah 

Jangan salah paham… Islam tidak melarang kita bekerja dan berusaha. Bahkan, kerja halal adalah bentuk ibadah yang mulia. Tapi, jangan sampai kita menggantungkan hati kepada usaha. Karena usaha bukan pemberi rezeki, tapi bagian dari sebab syar’i untuk mendapatkannya. 

Ada orang yang kerjanya giat, siang dan malam, tapi hidupnya tetap sempit. Ada pula yang tenang, sederhana, tapi hidupnya berkah dan cukup. Karena rezeki itu urusan Allah, bukan hasil logika manusia. 

Jangan Takut Jika Manusia Menolakmu 

Jika ada manusia yang menolakmu, memecatmu, memutus kontrak denganmu, jangan langsung bersedih. Karena mereka bukan pemilik rezekimu. Rezekimu tetap akan datang, selama langit belum runtuh dan bumi masih berputar. Selama kamu masih mengangkat tangan ke langit dan bersimpuh kepada Rabb-mu, rezeki akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. 

Allah Ta'ala berfirman: 

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ۝ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ 
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” 
(QS. Ath-Thalaq: 2–3) 

Ini janji dari Dzat Yang Maha Menepati. Maka yang harus kamu jaga adalah takwamu, bukan relasimu. Yang harus kamu khawatirkan adalah jauhnya hatimu dari Allah, bukan berkurangnya pemasukan bulanan. 

Gantungkan Hatimu Hanya pada Allah 

Wahai orang yang beriman yang semoga diberi petunjuk… 
Jika hatimu masih bergantung pada bosmu, pada pelangganmu, atau pada bisnismu, maka itu berarti kamu masih menggantungkan diri pada makhluk yang lemah. 
Padahal, Rabb-mu yang menggenggam rezeki setiap makhluk itu tidak pernah tidur, tidak pernah lalai, dan tidak pernah lupa. 

Luruskan niatmu. Bekerjalah karena Allah. Jangan sombong jika rezeki lapang, dan jangan putus asa jika dunia terasa sempit. Selama engkau tunduk, patuh dan bertauhid hanya pada-Nya, maka Allah bersamamu, kamu tidak akan pernah miskin dalam keberkahan. Dan mohonlah ampun pada Tuhanmu selalu. 

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang yakin bahwa rezeki hanya dari-Nya, dan tidak salah paham dalam meniti jalan kehidupan ini. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih - fikar store 

admin
Admin