Arabiyah linnasyiin - Memang tak dapat dipungkiri lagi, berpuasa merupakan salah satu ibadah agung yang langsung dikhususkan langsung dan dibalas oleh Allah subhanahu wa ta’ala, telah disebutkan dalam sebuah hadist dari kitab-kitab shahihain:
:عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” ( HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak hanya sebagai latihan disiplin dan perbaikan diri, tetapi juga sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Salah satu keistimewaan berpuasa adalah doa yang dipanjatkan oleh orang yang berpuasa memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Yakni yang benar, orang yang berpuasa mustajab doanya hingga ketika berbuka. Dalam sebuah hadist dari Abdullah bin ‘Amru bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shoalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن للصائم عند فطره دعوة لا ترد
“Sesungguhnya orang yang berpuasa itu mempunyai doa yang tidak ditolak ketika sedang berbuka puasa.” (HR Imam Ibnu Majah no. 1753)
Namun, perlu kita ketahui bahwa hadits ini memiliki kelemahan dalam sanadnya, sehingga statusnya menjadi dho’if (lemah). Di dalam sanad hadits tersebut terdapat nama Ishaq bin ‘Ubaidillah bin Abil Muhajir yang statusnya majhul (tidak dikenal), dan ini mempengaruhi kekuatan hadits tersebut.
Meskipun demikian, ada hadits lain yang lebih shohih (kuat) yang juga menegaskan bahwa doa orang yang berpuasa akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
ثلاثة لا ترد دعوتهم : الإمام العادل، والصائم حتى يفطر، ودعوة المظلوم، يرفعها الله دون الغمام يوم القيامة، و تفتح لها ابواب السماء، ويقول : بعزتي، لأنصرنك ولو بعد حين
“Ada tiga (golongan manusia) yang doa mereka tidak akan ditolak : (1) Imam yang adil, (2) orang yang berpuasa sampai dia berbuka, (3) dan doanya orang yang teraniaya/terdzalimi. Allah akan mengangkatnya doanya di atas awan pada hari kiamat. Dan akan dibukakan untuknya pintu langit, kemudian Allah akan berfirman : “Demi keagungan-Ku, sungguh Aku benar-benar akan menolongmu, meskipun setelah beberapa waktu.” (HR Ibnu Majah)
Hadits tersebut menggambarkan betapa pentingnya momen mulai berpuasa hingga berbuka bagi orang yang berpuasa untuk memanjatkan doa. Dapat kita simpulkan bahwasanya doa orang yang berpuasa memang mustajab. Oleh karena itu, marilah kita memanfaatkan momen tersebut untuk berdoa dengan penuh harap kepada Allah ta’ala. Mintalah segala kebaikan, baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan memberikan kita kekuatan serta istiqamah dalam menjalankan ibadah puasa.
Berpuasa bukan hanya tentang menahan syahwat, lapar dan dahaga, tetapi juga tentang mendekatkan hubungan kita dengan Allah ta’ala melalui doa-doa yang khusyuk. Ingatlah, setiap detik dalam berpuasa adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadi, jangan sia-siakan momen ini. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan menambah keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store