Nahwu Wadhih - Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai godaan yang dapat merusak hati dan menjauhkan kita dari jalan yang benar. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah memberikan peringatan kepada kita tentang dua jenis penyakit hati yang sangat berbahaya, yaitu syubhat dan syahwat. Kedua penyakit ini adalah induk dari segala macam penyakit hati yang dapat merusak iman dan menghalangi kita dari kebenaran.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ في - بُطُونَكُمْ وَفُرُوجَكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْأَهْوَاءِ
“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian adalah syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan.” (HR. Ahmad)
Syahwat adalah dorongan nafsu yang berlebihan terhadap hal-hal duniawi seperti segala hal yang mengenyangkan perut, harta, kedudukan, dan pasangan. Meskipun pada dasarnya kebutuhan ini adalah fitrah manusia, namun jika tidak dikendalikan, syahwat dapat menjadi penyebab utama kerusakan hati. Ketika seseorang terlalu mengikuti syahwatnya, ia akan mudah tergelincir dalam dosa dan maksiat, menjadikan dunia sebagai tujuan utama hidupnya, dan melupakan akhirat.
Selain syahwat, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga memperingatkan kita tentang bahaya syubhat, yaitu pemikiran dan keyakinan yang menyesatkan. Syubhat ini muncul dari keraguan, kebingungan, dan kesalahpahaman dalam memahami ajaran agama. Pemikiran yang keliru ini dapat mempengaruhi akidah dan membawa seseorang pada jalan yang sesat, jauh dari kebenaran.
Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan:
“Induk yang mengumpulkan seluruh penyakit hati itu ada dua: syubhat dan syahwat.” (Ighatsatul Lahfan)
Syubhat dapat merusak keyakinan dan membuat seseorang mengikuti pemikiran yang menyimpang, bahkan sampai meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mencari ilmu yang benar dan menjaga diri dari pemahaman yang keliru.
Allah subhanahu wa ta'ala telah memperingatkan kita dalam Al-Qur’an:
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengikuti orang-orang yang hatinya telah jauh dari mengingat Allah dan lebih memilih untuk mengejar hawa nafsu mereka. Ketika hati seseorang sudah dikuasai oleh syahwat dan syubhat, ia akan mudah terjerumus ke dalam dosa dan sulit untuk kembali ke jalan yang benar.
Untuk menghindari penyakit hati ini, kita harus selalu memperkuat iman, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah. Penting juga untuk selalu berusaha memahami ajaran agama dengan benar, menjauhi hal-hal yang dapat merusak hati, dan mengendalikan hawa nafsu kita. Dengan demikian, insyaAllah, hati kita akan terjaga dari penyakit yang dapat menjauhkan kita dari Allah.
Mari kita renungkan nasihat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ini dan berusaha menjauhi segala bentuk syahwat dan syubhat yang dapat merusak hati kita. Hati yang bersih dan kuat akan memandu kita dalam menjalani kehidupan ini dengan benar dan selamat, hingga kita dapat meraih ridha Allah dan keselamatan di akhirat kelak. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala melindungi kita dari segala penyakit hati dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu istiqamah di jalan yang benar. Amin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store