Kitab Grosir Pesantren – Belajar ilmu agama adalah kewajiban bagi setiap muslim. Namun, tidak semua orang memiliki metode dan teladan yang benar dalam belajar. Banyak orang yang belajar tanpa bimbingan, tanpa kedisiplinan, tanpa tujuan, atau tanpa semangat. Padahal, belajar ilmu agama membutuhkan cara yang sesuai dengan syariat dan teladan yang baik dari para ulama salaf.
Para ulama salaf adalah generasi terbaik umat Islam yang mengikuti manhaj salaf dalam memahami dan mengamalkan agama. Mereka memiliki metode belajar yang efektif dan teladan belajar yang mengagumkan. Berikut adalah beberapa metode dan teladan belajar para ulama salaf yang dapat kita tiru:
Para ulama salaf sangat menghargai peran guru dalam mentransfer ilmu. Mereka tidak hanya membaca buku atau mendengar ceramah, tetapi juga mencari guru yang ahli dan adil untuk belajar langsung dari mereka. Mereka juga bersikap hormat, sopan, dan taat kepada guru mereka. Sebagai contoh, para ulama salaf juga tidak segan untuk bertanya kepada guru mereka jika ada hal yang tidak mereka mengerti. Mereka tidak malu untuk mengulang-ulang pertanyaan sampai mereka paham. Sebagai contoh, Imam Abu Hanifah pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq tentang masalah shalat sebanyak 40 kali.
Para ulama salaf memiliki sistem belajar yang teratur dan terencana. Mereka memilih ilmu yang bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Mereka juga memprioritaskan ilmu yang pokok, seperti akidah, tafsir, hadits, fiqih, dan bahasa Arab. Mereka tidak mencampur-aduk ilmu atau melompat-lompat tanpa urutan. Sebagai contoh, Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata: “Barangsiapa ingin menuntut ilmu, maka hendaklah ia mulai dengan menghafal Al-Qur’an.” Selain itu, para ulama salaf juga memiliki tujuan yang jelas dalam belajar. Mereka tidak belajar sekadar untuk menambah pengetahuan atau memenuhi rasa ingin tahu, tetapi untuk mengamalkan ilmu yang mereka pelajari. Sebagai contoh, Imam Malik pernah berkata: “Ilmu tidaklah dituntut untuk sekadar diketahui, tetapi dituntut untuk diamalkan.”
Para ulama salaf memiliki tekad dan semangat yang tinggi dalam belajar. Mereka tidak mudah menyerah atau bosan, tetapi selalu berusaha untuk meningkatkan ilmu mereka. Mereka juga bersabar menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan dalam belajar, seperti jarak, biaya, waktu, atau gangguan. Sebagai contoh, Imam Bukhari pernah berkata: “Aku telah mengunjungi Syam (Suriah) dua kali, Mesir empat kali, Basrah lima kali, Hijaz enam kali, dan aku tidak pernah meninggalkan ilmu.” Selain itu, para ulama salaf juga memiliki sikap rendah hati dalam belajar. Mereka tidak merasa sombong atau meremehkan orang lain karena ilmu yang mereka miliki. Tetapi mereka selalu merasa kurang dan meminta maaf jika ada kesalahan atau kekurangan dalam ilmu mereka. Sebagai contoh, Imam Abu Dawud pernah berkata: “Aku telah menulis 500 ribu hadits dari 1.200 orang periwayat hadits. Aku mohon ampun kepada Allah atas apa yang aku tulis.”
Para ulama salaf memiliki niat yang murni dalam belajar. Mereka tidak belajar untuk mencari pujian, kedudukan, harta, atau hal-hal duniawi lainnya. Tetapi mereka belajar untuk mencari ridha Allah dan menyampaikan ilmu kepada orang lain. Mereka juga menjaga hati mereka dari riya’, ujub, hasad, atau penyakit hati lainnya. Sebagai contoh, Imam Malik pernah berkata: “Aku tidak pernah mengajarkan ilmu kecuali setelah memohon ampun kepada Allah.” Selain itu, para ulama salaf juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam belajar. Mereka tidak menyebarkan ilmu yang tidak pasti atau tidak sesuai dengan dalil. Tetapi mereka selalu berhati-hati dan beradab dalam menyampaikan ilmu. Sebagai contoh, Imam Muslim pernah berkata: “Aku tidak pernah menulis hadits kecuali setelah berwudhu dan shalat dua rakaat.”
Demikianlah beberapa metode dan teladan belajar para ulama salaf yang dapat kita contoh dan tiru. Semoga kita termasuk orang-orang yang belajar ilmu agama dengan cara yang benar dan teladan yang baik. Amin. Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store