Nahwu Wadhih - Salah satu di antara amalan yang paling afdhal adalah menyebarkan ilmu. Ilmu yang bermanfaat tidak hanya memberikan kebaikan bagi orang yang mempelajarinya, tetapi juga bagi orang yang menyebarkannya, bahkan ketika mereka telah tiada. Ilmu adalah warisan para nabi, yang dengan menyebarkannya, seseorang turut mewariskan kebaikan yang tak akan pernah putus.
Syekh Utsaimin rahimahullah pernah berkata, "Di antara amalan yang paling utama adalah menyebarkan ilmu, karena ilmu itu bukanlah seperti harta. Harta itu fana (akan lenyap), sedangkan ilmu akan kekal, sekalipun pemiliknya telah meninggal dunia." (Tafsir Al-Baqarah: 269). Ilmu yang disebarkan tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga memberikan kebaikan bagi umat manusia sepanjang zaman. Hal ini berbeda dengan harta yang habis ketika digunakan.
Imam Malik rahimahullah juga menyatakan bahwa menyebarkan ilmu merupakan salah satu amal kebaikan yang paling utama. Ilmu menjadi jembatan untuk menambah kebaikan bagi diri kita dan orang lain. Dengan menyebarkan ilmu, kita turut memajukan umat Islam, membantu mereka memahami agama, serta menjauhkan dari kebodohan yang menyesatkan.
Dalam usaha menyebarkan ilmu, semangat menjadi kunci penting. Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menekankan bahwa menyebarkan ilmu harus dilakukan dengan penuh semangat dan kekuatan. Jangan sampai kita kalah bersemangat dibandingkan dengan orang-orang yang menyebarkan kebatilan. Karena ilmu yang benar dan bermanfaat harus disampaikan dengan gigih demi kebaikan umat. Menurutnya, “Wajib bagimu menyebarkan ilmu dengan penuh semangat. Jangan sampai pelaku kebatilan lebih bersemangat dalam menyebarkan kebatilan mereka.” (Majmu' Fatawa Ibnu Baz: 6/67).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ رواه مسلم (1631) .
“Jika seserang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakannya”. (HR. Muslim: 1631)
Hadis ini menunjukkan bahwa ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pahalanya meskipun kita sudah berada di alam kubur. Setiap orang yang mendapatkan manfaat dari ilmu tersebut, kita akan memperoleh pahala seperti pahala mereka.
Syaikh Utsaimin rahimahullah juga menyebutkan bahwa menyebarkan dan menampakkan ilmu adalah salah satu sebab utama untuk mendapatkan ampunan dari Allah azza wa jalla. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi siapa saja yang terus menyalurkan ilmunya. Sebagaimana dikatakan Imam Al-Mundziri rahimahullah, "Orang yang menyalin ilmu yang bermanfaat, baginya pahala serta pahala orang yang membaca, menulis, atau mengamalkan ilmunya selama catatannya tersebut masih ada." (At-Targhib wa At-Tarhib).
Menyebarkan ilmu tidak hanya tugas para ulama atau cendekiawan, tetapi juga tanggung jawab setiap Muslim yang berilmu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461)
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا (رواه مسلم، رقم 2674)
“Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala sama seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa sama seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim: 2674)
Ilmu yang bermanfaat adalah warisan yang tak akan pernah habis. Setiap Muslim hendaknya berusaha untuk terus menyebarkan ilmu, mengajarkan kebaikan, dan mengingatkan sesama umat agar selalu berada di jalan yang lurus. Pahala yang terus mengalir dari ilmu yang kita sebarkan akan menjadi bekal di akhirat kelak, dan semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mendapatkan ampunan dan ridha Allah. Aamiin.
Wallahu a'lam bishawab.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store