Arabiyah linnasyiin - Mungkin beberapa kali ketika kita shalat kita mendapati imam membaca surah Al-A’la, dalam salah dan di saat itu kita mendengar ayat:
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
“padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. (Al-A'la :17)
dan dari ayat tersebut kita seharusnya kembali mengingat dan tersadar bahwasanya kehidupan akhirat itu jauh lebih baik ketimbang kehidupan dunia. Kitapun butuh segala hal yang menjadikan kita agar selamat dan bahagia di akhirat kelak, kita harus menyadari bahwa kita butuh untuk beramal shalih dan ini juga merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah jalla jalaluhu, terutama dalam perkara shalat.
Sebagaiman yang kita tahu, shalat adalah tiang agama dan sebagai pembeda antara seorang muslim dan kafir, disamping itu semua shalat merupakan cara kita untuk beristirahat dan bagaimana kita mengadu kepada Allah. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda kepada sahabat Bilal radhiallahu anhu:
يَا بِلَالُ ! أَرِحْنـــَا بِالصَّلَاة
“Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan salat” (HR. Ahmad no. 23088 dan Abu Dawud no. 4985. Dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 7892).
Dari hadist tersebut kita mengetahui bahwasanya shalat memiliki kenikmatan tersendiri yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang tertentu, yaitu orang yang benar-benar cinta kepada Rabnya, yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Disamping itu shalat juga merupakan bentuk seorang hamba mengadu kepada Rabnya, berdoa, berlindung, pelipur lara dan sumber ketanangan dan ketentraman jiwa. Mari kita perhatikan ayat berikut:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ {45} الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.” [al Baqarah : 45-46].
Dari ayat diatas, imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai landasan dalam meraih kebaikan di dunia dan di akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita sarana dalam menghadapi penatnya dunia berdoa dan mengaadu kepada-Nya. Sahabat Hudzaifah radhiallahuanhu pernah menyampaikan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
“Bila kedatangan masalah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat”. (HR. Ahmad dalam Musnad dan Abu Dawud)
Puncak kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda”
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Seorang hamba akan menjadi paling dekat dengan Rabb-nya saat ia sedang sujud. Maka, perbanyaklah doa (di dalamnya)”. [HR Muslim no. 482, dari Abu Hurairah]
Demikian kita dapat menyimpulkan bahwasanya shalat merupakan salah satu amalan seorang hamba dalam meraih kebaikan dunia dan akhirat. Salat dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan hati jika dalam salat itu terdapat 6 unsur, yaitu: (1) keikhlasan hanya kepada Allah semata, (2) kejujuran yang disertai dengan ketulusan, (3) meneladani dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, (4) keihsanan, (5) mengakui nikmat dari Allah Ta’ala, (6) merasa kurang dan selalu memperbaiki kualitas amal. Semoga bermanfaat dan semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu memberikan kita semua hidayah.
Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store