Arabiyah linnasyiin - Lisan adalah anugerah Allah yang luar biasa, tetapi juga menjadi ujian bagi setiap manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita untuk menggunakan lisan dengan bijak dan menghindari ucapan yang tidak bermanfaat. Dalam Islam, lisan yang sibuk dengan dzikir dan kebaikan akan menjadi jalan menuju pahala yang besar, sementara lisan yang dipenuhi dosa seperti ghibah dan namimah bisa membawa bencana di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya akan lebih mermanfaat jika di lisan ini terbasahi karena kalimat dzikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى مِنَ الْكَلَامِ أَرْبَعًا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ...
“Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah), Laa ilaaha illallah (Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar)...”
(HR. Ahmad, 2/302. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan sanadnya shahih)
Keempat kalimat ini tidak hanya mendatangkan pahala besar, tetapi juga menggugurkan dosa-dosa. Dalam hadits lain disebutkan:
مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ إِلاَّ كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Tidaklah seseorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaaha illallah, Wallahu Akbar, Subhanallah, Walhamdulillah, dan Laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapuskan walaupun sebanyak buih di lautan.”
(HR. Ahmad, 2/158. Sanadnya hasan)
Sebaliknya, lisan yang digunakan untuk ucapan buruk seperti ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba) membawa dosa besar. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
“Mereka berdua sedang disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, tetapi sebenarnya itu perkara besar. Orang pertama disiksa karena tidak menjaga dirinya dari najis saat buang air kecil, dan orang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).”
(HR. Bukhari, no. 216 dan Muslim, no. 292)
Hadits ini menjadi peringatan keras agar kita menjaga lisan dari perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Tips Mengelola Lisan
Sibukkan Lisan dengan Dzikir
Gunakan lisan untuk mengingat Allah dengan kalimat dzikir seperti:
Subhanallah (Maha Suci Allah)
Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah)
Laa ilaaha illallah (Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah)
Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
Allah ta’ala berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Hindari Ucapan Tak Bermanfaat
Jangan biarkan lisan digunakan untuk ghibah, namimah, atau hal yang sia-sia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari, no. 6018 dan Muslim, no. 47)
Manfaatkan Lisan untuk Kebaikan
Berikan nasihat, sampaikan ilmu, atau hibur sesama Muslim dengan kata-kata yang baik sekaligus bermanfaat. Lisan yang digunakan dengan benar adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
Lisan adalah pemberian Allah yang bisa menjadi sumber pahala atau dosa, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Gunakanlah lisan untuk berdzikir, mengingat Allah, dan menyebarkan kebaikan. Hindarilah ucapan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Semoga Allah memudahkan kita menjaga lisan agar selalu dalam ridha-Nya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store