My Blog

  • 27-07-2023

Menjaga Lisan dan Berkata Benar: Dua Kunci Menuju Kebaikan

Arabiyah Linnasyiin -   Lisan adalah salah satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada manusia. Dengan lisan, kita bisa berkomunikasi, menyampaikan ilmu, mengajak kebaikan, dan berdzikir kepada Allah. Namun, lisan juga bisa menjadi sumber dosa dan bencana jika tidak dijaga dengan baik. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: “Tidaklah suatu kaum menjelekkan akhlak mereka melainkan Allah akan menimbulkan bencana di antara mereka.” (HR. Ahmad)

Salah satu cara menjaga lisan adalah dengan selalu berbicara baik. Berbicara baik adalah mengucapkan perkataan yang sesuai dengan kebenaran, yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, yang tidak menimbulkan fitnah, ghibah, namimah, dusta, atau kezaliman. Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)

Berbicara baik juga termasuk berkata benar dan jujur. Berkata benar adalah mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan, tanpa menambah atau mengurangi. Berkata jujur adalah mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan hati dan niat, tanpa ada kepura-puraan atau penipuan. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang jujur dalam perkataannya dan amalnya, maka ia termasuk orang-orang yang shiddiq.” (HR. Bukhari)

Sebaliknya, kita harus menjauhi perkataan yang buruk, seperti dusta dan bohong. Dusta adalah mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan, dengan tujuan menipu atau menyakiti orang lain. Bohong adalah mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan hati dan niat, dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau menghindari kerugian. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, jauhilah dusta karena dusta itu membawa kepada kefasikan dan kefasikan itu membawa kepada neraka.” (HR. Muslim)

Dusta dan bohong adalah sifat munafik dan orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang pendusta.” (QS. Al-Munafiqun: 4) Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. An-Nahl: 39)

Oleh karena itu, marilah kita menjaga lisan kita agar selalu berbicara baik, berkata benar dan jujur, dan menjauhi dusta dan bohong. Dengan demikian, kita akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga.” (HR. Bukhari)

Berbicara baik bukanlah hal yang mudah bagi banyak orang. Banyak godaan untuk mengucapkan perkataan-perkataan yang tidak pantas atau tidak bermanfaat. Misalnya, saat kita marah, kita mungkin tergoda untuk mengumpat atau mencaci orang lain. Saat kita iri, kita mungkin tergoda untuk menggunjing atau memfitnah orang lain. Saat kita takut, kita mungkin tergoda untuk berdusta atau berbohong.

Namun, kita harus ingat bahwa perkataan-perkataan tersebut akan menjadi saksi atas apa yang kita lakukan di dunia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Pada hari ketika lidah-lidah mereka serta tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur: 24)

Kita juga harus ingat bahwa perkataan-perkataan tersebut akan menjadi timbangan amal kita di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiada seorang pun akan dianiaya sedikitpun. Dan jika (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkan (pahala atau siksa) untuknya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)

Kita juga harus ingat bahwa perkataan-perkataan tersebut akan menjadi sebab masuknya kita ke surga atau neraka. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mungkin mengucapkan satu kalimat yang tidak dipikirkannya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ia dimasukkan ke dalam neraka lebih jauh dari timur dan barat.” (HR. Bukhari) Dan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam juga bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mungkin mengucapkan satu kalimat yang tidak dipikirkannya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ia dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Bukhari)

Maka, hendaklah kita selalu berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu. Hendaklah kita selalu memikirkan apakah perkataan kita itu baik atau buruk, bermanfaat atau tidak, benar atau salah, jujur atau dusta. Hendaklah kita selalu mengingat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segala yang kita ucapkan. Hendaklah kita selalu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberi kita selalu menjadi pribadi yangmengucapkan perkataan-perkataan yang baik dan menjauhi perkataan-perkataan yang buruk.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita taufik untuk menjaga lisan kita dari perkataan-perkataan yang tidak baik dan tidak bermanfaat. Amin. Arabiyah linnasyiin – grosir kitab online

Sumber:

almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html

almanhaj.or.id/12601-berkata-benar-jujur-dan-jangan-dusta-bohong-2.html

admin
Admin