My Blog

  • 07-01-2025

Meningkatkan Kualitas Amalan, Bukan Sekadar Kuantitas

Nahwu Wadhih -  Islam adalah agama yang memberikan banyak jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tidak hanya satu atau dua amalan, tetapi berbagai bentuk ibadah dapat kita lakukan sesuai potensi dan keadaan masing-masing. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam beramal, kualitas lebih diutamakan daripada sekadar kuantitas. 

Al-Hafiz Ibnu Rajab rahimahullah berkata: 

“Dahulu para salaf mewasiatkan untuk menyempurnakan dan memperbagus amalan, bukan sekadar memperbanyaknya. Sesungguhnya amalan yang sedikit, tetapi diperbagus dan disempurnakan, lebih utama dibandingkan amalan yang banyak namun disertai dengan kelalaian dan ketidaksempurnaan.” 

(Majmu' Rasail Ibnu Rajab, 1/352) 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

هُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ 

“(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” 

(QS. Ali ‘Imran: 163) 

Setiap orang memiliki potensi berbeda. Ada yang mampu beramal dengan harta, ilmu, atau fisik. Dalam Islam, rahmat Allah memungkinkan setiap individu mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara terbaik yang sesuai dengan kemampuannya. 

Pentingnya Amalan Wajib dan Sunah 

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Qudsi: 

إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ 

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa memerangi wali-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Kemudian setelah yang wajib tertunaikan, hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah sehingga Aku mencintainya….” 

(HR. Bukhari, no. 6502) 

Amalan wajib adalah pondasi ibadah seorang Muslim. Sedangkan amalan sunah menjadi penyempurna yang melengkapi kekurangan amalan wajib. Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan amalan sunah. 

Beramalah dengan Ilmu dan Ikhlas 

Beramal tidak boleh hanya didasarkan pada hawa nafsu atau sekadar selera pribadi. Amalan yang dilakukan tanpa ilmu atau niat ikhlas hanya akan membawa kerugian. Allah mencela orang yang salat tetapi lalai, sebagaimana dalam firman-Nya: 

فَوَيْلٌ لِّلۡمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ 

“Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.” 

(QS. Al-Ma’un: 4-5) 

Kecelakaan itu disebabkan oleh: 

Salat tanpa ilmu dan tidak mengikuti sunnah Nabi. 

Lalai, malas, atau menunda hingga keluar dari waktunya. 

Tidak tuma’ninah (tenang dan khusyuk) dalam salat. 

Melakukan salat untuk dipuji manusia (riya). 

Selain itu, jangan hanya menganggap amalan sunah sebagai sesuatu yang "tidak penting". Sebaliknya, semangatlah untuk mengamalkannya sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah. 

Sesungguhnya Islam memberikan banyak jalan untuk beribadah agar setiap orang bisa mendekatkan diri kepada Allah sesuai potensinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ 

“Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.” 

(HR. Bukhari) 

Islam adalah agama yang mempermudah umatnya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, penting untuk mengutamakan kualitas daripada sekadar kuantitas. Lakukanlah amalan dengan ilmu, ikhlas, dan penuh penghayatan. Manfaatkan potensi yang Allah berikan untuk menjalankan amalan wajib dan menyempurnakannya dengan amalan sunah. Dengan demikian, kita berharap menjadi hamba yang dicintai Allah dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. 

Wallahu a’lam bish-shawab. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih  - Fikar Store     

admin
Admin